Aku merangkai tanya demi hasrat jiwaku. Kapan terakhir kalinya engkau mengatakan kejujuran kepada orang-orang yang sudah beribu-ribu kali melayanimu. Apakah hari-hari kemarin engkau sudah berbuat baik kepada anjing-anjing peliharaanmu di rumah.
Aku bertanya bukan karena ingin tahu dengan lekak lekuk hidupmu. Aku bertanya karena kau ugalan-ugalan dalam memberikan kesaksian tentang orang-orangmu dan anjing-anjing peliharaanmu. Di setiap pembicaraanmu engkau selalu mengatakan kejujuran dan kebaikan hanya demi nama baik lantas menutup-nutupi kesalahan dan keselamatan dirimu.
Andai saja engkau berkata jujur dan berbuat baik, engkau bukanlah tersangka berikutnya. Jalani saja kehidupanmu sebab engkau sendirilah pembuat naskah cerita. Entah apapun keputusannya, terimalah itu sebagai pengingat bagimu tentang bagaimana hidup seharusnya. Pada kami hanya ada namamu yang dikenang sebagai perekayasa cerita. Dari pagi jingga hingga malam gelap pena-pena hitam kami akan terus menulis pada setiap dinding-dinding kota tentang gelapnya hidupmu.