Pentingkah Proofreading?Â
By: Evi SusilowatiÂ
BismillahirrahmanirrahimÂ
Alhamdulillah... tidak terasa pertemuan pembelajaran online KBMN Gelombang 33 sudah masuk pertemuan ke 15. Bersama narasumber yang super yaitu bapak Susanto, S.Pd  dan  ditemani oleh Pak Sigid, S.H selaku moderator keren akan berbagi ilmunya tentang Proofreading. Materi ini sangat penting buat kita yang  sedang proses membuat buku solo.Â
Pernahkan kita merasa terganggu saat menikmati sebuah tulisan? Banyak tulisan typo ...
Kalimatnya kurang efektif....Â
Atau bahkan ada pengulangan kata, bertele-tele, yang membuat kita pusing saat membacanya.
Saya coba meresume apa disampaikan narasumber, dengan harapan bisa bermanfaat, Â menjadi pengingat kita untuk bisa koreksi dan perbaiki diri dalam kegiatan menulis. Jika tulisan yang kita sajikan untuk pembaca, Â dinikmati, dirasakan dan berakhir senyum puas. Wow.. senangnya.Â
Itulah gunanya proofreading ...
Apa itu proofreading?
Proofreading adalah aktivitas memeriksa kesalahan dalam teks dengan cermat sebelum dipublikasikan atau dibagikan.
Proofreading merupakan proses penulisan terakhir sebelum penulis mengirimkan artikel untuk dipublikasikan.
Proofreading adalah proses memeriksa dan memperbaiki kesalahan dalam teks, seperti kesalahan ejaan, tata bahasa, tanda baca, dan format, untuk memastikan teks yang dihasilkan akurat, jelas, dan profesional.
Apa saja yang perlu diproofreading?
Beberapa hal yang perlu diproofreading, sebagai berikut:Â
1. Ejaan: Kesalahan ejaan kata, termasuk kata yang tidak tepat atau salah ketik.
2. Tata Bahasa: Kesalahan struktur kalimat, konjugasi kata kerja, dan kesesuaian subjek-predikat.
3. Tanda Baca: Kesalahan penggunaan tanda baca, seperti koma, titik, dan titik koma.
4. Format: Kesalahan format teks, termasuk spasi, indentasi, dan penomoran.
5. Konsistensi: Ketidakkonsistenan dalam penulisan, seperti penggunaan kata yang berbeda untuk konsep yang sama.
6. Kesalahan Ketik: Kesalahan ketik yang tidak disengaja, seperti persamaan kata atau kalimat.
7. Punctuation: Kesalahan penggunaan tanda baca yang tepat dalam kalimat.
Dengan memeriksa hal-hal tersebut, proofreading dapat membantu meningkatkan kualitas teks dan membuat tulisannya menjadi lebih baik.Â
Kadang, penulis sering luput dalam penulisan huruf (termasuk ejaan) karena terlalu fokus pada kualitas kontennya, bukan teknik menulisnya.
Terkadang beberapa penulis melakukan kesengajaan dalam melanggar kaidah menulis. Ia berpikir: Ah, hanya salah huruf saja. "Sadar diri saya pun suka begitu".Â
Tata cara penulisan huruf dan penggunaan kaidah ejaan lainnya adalah hal yang bersifat mikro dalam menulis buku, tetapi tetap saja harus dianggap penting.Â
Apalagi dalam penulisan yang bertemakan ilmiah atau publikasi semacam media online, tata cara kecil ini harus dijunjung tinggi demi mendapatkan kualitas yang tinggi.
Mengapa kita perlu proofreading?
Alasan kita perlu proofreading, sebagai berikut:Â
1. Meningkatkan Keakuratan: Proofreading membantu memastikan bahwa teks bebas dari kesalahan ejaan, tata bahasa, dan tanda baca.
2. Meningkatkan Kredibilitas: Teks yang telah diproofreading menunjukkan perhatian terhadap detail dan profesionalisme.
3. Meningkatkan Kualitas: Proofreading membantu meningkatkan kualitas teks dan membuatnya lebih mudah dipahami.
4. Menghindari Kesalahpahaman: Proofreading dapat membantu menghindari kesalahpahaman atau kesalahan interpretasi yang dapat timbul dari teks yang tidak akurat.
5. Meningkatkan Profesionalisme: Proofreading menunjukkan bahwa kita peduli dengan kualitas tulisan yang kita buat dan bersedia untuk memastikan bahwa hasilnya sempurna.
Dengan melakukan proofreading, kita dapat meningkatkan kualitas teks dan membuatnya lebih efektif dalam menyampaikan pesan.
Bagaimana cara melakukan proofreading?
Berikut beberapa cara melakukan proofreading:
1. Baca dengan Teliti: Baca teks secara berulang dan teliti untuk menemukan kesalahan.
2. Gunakan Alat Bantu: Gunakan alat bantu seperti kamus, pedoman gaya, dan perangkat lunak proofreading untuk membantu menemukan kesalahan.
3. Periksa Secara Sistematis: Periksa teks secara sistematis, mulai dari awal hingga akhir, untuk memastikan bahwa tidak ada kesalahan yang terlewatkan.
4. Fokus pada Detail: Fokus pada detail seperti ejaan, tata bahasa, tanda baca, dan format.
5. Jangan Terburu-buru: Jangan terburu-buru saat melakukan proofreading, karena kesalahan akan terjadi jika kita tidak fokus.
6. Mintalah Bantuan Orang Lain: Mintalah bantuan orang lain untuk melakukan proofreading, karena mereka dapat menemukan kesalahan yang  kita lakukan.
Dengan melakukan proofreading secara teliti dan sistematis, kita dapat meningkatkan kualitas teks.Â
Di awal pembahasan, narasumber memberikan tantangan kepada peserta untuk melakukan proofreading pada media di bawah ini:Â
Saya coba lakukan, hasilnya berikut di bawah ini:
Sejak kemerdekaan Indonesia tahun 1945 kurikulum Pendidikan Nasional telah berulangkali mengalami perubahan, diantaranya yaitu pada tahun; Â 1947, 1952, 1964 1968, 1975, 1984 ,1994 ,dan 2004, 2006,2013 serta yang terbaru adalah 2022 yang kita kenal Kurikulum Merdeka. Kurikulum Merdeka terlihat di bawah ini, antara lain:
Evaluasinya: Â saya kurang teliti, keliru dan perlu belajar lagi.Â
Catatan yang perlu diingat!
*diantaranya* >> di antaranya atau diantaranya?
Kata hubung *dan* pada pemerian (perincian) biasanya dipakai sesudah tanda koma terakhir.
Tulisan yang benar, sebagai berikut:Â
Sejak kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, Kurikulum Pendidikan Nasional telah mengalami berbagai perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006, 2013, dan yang terbaru 2022.
Kurikulum Merdeka yang diterapkan pada tahun 2022 memiliki sejumlah ciri khas, antara lain:
Demikian resume yang bisa saya sampaikan di pertemuan ini. Saya ucapkan terima kasih kepada Pak Susanto dan Pak Sigit yang sudah membersamai kita untuk berbagi ilmu jariahnya, semoga Allah SWT balas kebaikannya.Â
Baiklah kawan. Tetap semangat, dan mulailah mengumpulkan serta merapihkan tulisan kita untuk dituangkan kedalam buku solo sebagai salah satu syarat lulus KBMN PGRI.
Salam literasi Â
Cikupa, 10 September 2025
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI