Mohon tunggu...
Evi Nada Sulistyoningrum
Evi Nada Sulistyoningrum Mohon Tunggu... Customer Development Officer at Tjemara Group | Tutor Academic at Wigati Nuswantara

Seorang Customer Development Officer dengan fokus pada pengembangan hubungan pelanggan, analisis kebutuhan pasar, dan penciptaan strategi pertumbuhan bisnis berbasis data. Berpengalaman dalam menjembatani kebutuhan pelanggan dengan tujuan perusahaan melalui pendekatan customer-centric, membangun loyalitas, serta menciptakan peluang pengembangan pasar baru. Terampil dalam melakukan riset konsumen, menyusun strategi akuisisi dan retensi, serta mengoptimalkan pengalaman pelanggan untuk mendukung pencapaian target penjualan dan keberlanjutan bisnis.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Customer Centricity : Strategi Bisnis yang Bertahan di Era Persaingan Ketat

27 September 2025   11:55 Diperbarui: 27 September 2025   12:05 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Value yang tertanam di benak konsumen harus lebih diutamakan dibandingkan value yang ingin dipaksakan oleh perusahaan. Keduanya memang harus saling terkait, tetapi titik awalnya jelas: konsumenlah yang utama.

Bukan hanya menjadi Penyedia Produk, Kita Harus Siapkan Telinga

Dalam dunia yang berubah cepat, bisnis tidak cukup hanya berbicara; ia juga harus mendengar. Membuka telinga untuk menyimak keluhan, aspirasi, dan kebutuhan konsumen bukan lagi pilihan, melainkan syarat mutlak.

  • Mendengarkan berarti memahami: apa yang benar-benar menjadi masalah konsumen.

  • Memahami berarti relevan: produk tidak hanya bagus, tetapi tepat sasaran.

  • Relevansi melahirkan loyalitas: pelanggan tidak hanya membeli, tetapi juga percaya dan bertahan.

Kita hidup di era ketika konsumen semakin kritis, tren berganti lebih cepat daripada siklus produk, dan persaingan kian sengit. Poros bisnis bukan lagi perusahaan, melainkan pelanggan. Artinya, ketahanan bisnis tidak lagi diukur dari seberapa hebat produk yang diciptakan, tetapi dari seberapa dalam perusahaan mampu mendengar dan merespons kebutuhan konsumennya.

Maka, jika ingin bertahan, pebisnis harus merelakan egonya dan menempatkan pelanggan sebagai poros utama. Karena di akhir hari, bisnis yang benar-benar mendengar akan selalu menemukan jalan untuk tetap relevan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun