Live-In dan Wisata Edukasi
Kekuatan Damalung juga lahir dari program live-in yang sudah lama menjadi tradisi di Ngaduman. Melalui program ini, siswa dan mahasiswa tinggal bersama warga, ikut bekerja di kebun, dan belajar kehidupan desa.
Integrasi ini diperkuat lewat pendampingan PkM UKSW. Kini, live-in di Ngaduman juga menghadirkan wisata edukasi kopi. Wisatawan diajak memetik cherry, menjemur biji, hingga mencicipi cupping sederhana. Kedai Damalung menjadi titik akhir perjalanan, tempat pengunjung merasakan kopi hasil kerja keras petani.
Tidak berhenti di situ, lahirlah souvenir kopi bubuk Damalung dalam kemasan sederhana. "Dulu kami hanya jual cherry. Sekarang ada bubuk kemasan yang bisa dibawa pulang oleh tamu. Itu kebanggaan baru buat kami," ujar Sanjaya.
Dari Lereng untuk Indonesia
Kisah Damalung adalah kisah ketekunan. Bertahun-tahun ikut lomba meski hasilnya naik-turun. Bertahan dengan alat seadanya sebelum akhirnya mendapat dukungan. Tetap semangat walau harga cherry kopi kerap jatuh.
Kini, semua itu terbayar. Dari kontes ke kontes, Damalung mulai dikenal. Dari dusun ke kedai, ia menjadi ruang perjumpaan. Dari kebun ke kemasan bubuk, ia menjadi oleh-oleh khas wisata kopi.
"Meski dulu sering gagal, kami tidak menyerah. Dan sekarang kopi kami bisa berdiri di panggung besar," kata Purwanto, dengan senyum lega.
Secangkir Harapan