Mohon tunggu...
Evie Usman
Evie Usman Mohon Tunggu... Guru - Yang berkali-kali jatuh cinta padamu

Aku wajib untuk tidak melukai hati orang-orang.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Penjaga dari Dunia Lain

12 Juni 2023   20:59 Diperbarui: 15 Juni 2023   19:46 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di sinilah aku berada, tempat kelahiran ayahku. Beberapa kali nenek menghubungi lewat telepon untuk datang ke kampungnya jika liburan semester. Bukan apa, perjalanan ke sini cukup jauh, harus lewat darat dan laut. Itulah yang membuatku malas mengunjunginya. Hanya ayah dan ibu setahun sekali datang ke sini.

Nenek tinggal sendiri. Di usianya yang 60 tahun, ia masih tampak begitu sehat dan cekatan bekerja. Anaknya hanya dua orang, ayahku dan Tante Liana yang juga tinggal jauh dari nenek. Semenjak berada di rumahnya, lidahku di manjakan olehnya. Ayam kampung lawara', kue Tape ketan hitam, cendol beras dan penganan lainnya yang enak. Sepertinya di liburan-liburan berikutnya, aku akan berkunjung ke sini.

Di hari kedua---di sore hari---aku yang baru saja pulang dari memetik Rambutan di kebun belakang rumah, melihat nenek minum teh bersama pria yang sering menemuiku di teras samping. Ia menoleh padaku dan menyunggingkan bibir, aku membalas senyumannya.

Rasa penasaranku akhirnya terjawab. Laki-laki itu pasti pulang menemui nenek. Apakah ia anaknya nenek? Berarti ia pamanku.

Aku buru-buru masuk ke rumah, meletakkan buah di keranjang buah dan mandi dengan terburu-buru. Jika bukan karena badanku gatal-gatal akibat di gigit semut di kebun, aku langsung menemui pria itu.

Kutemui nenek di teras samping, tapi laki-laki itu tidak ada di sana. Mataku mencari ke segala arah, tapi tetap tidak ada.

"Nek, laki-laki yang duduk di depan nenek, ke mana?"

"Laki-laki? Tidak ada, Kainawa. Dari tadi nenek sendiri di sini." Nenek tampak kebingungan.

"Ada, Nek. Ia duduk di samping nenek. Bahkan ia tersenyum sama saya."

"Memang seperti apa yang duduk dekat nenek?"

"Laki-laki. Mirip ayahku. Cuma dia masih muda."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun