Mohon tunggu...
Eva Rosita
Eva Rosita Mohon Tunggu... Lainnya - Art and Education

Art, Linguistics, and Education

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Nge-fans dengan Pintar buat Generasi Milenial dan Generasi Z

24 Desember 2017   18:31 Diperbarui: 24 Desember 2017   18:36 887
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kasus bunuh diri menjadi sorotan pekan ini. Salah satu member grup K-Pop yang mendunia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Hujan air mata dan duka dari sesama penyanyi terutama dari agensi tempatnya bernaung pun membanjiri upacara pemakaman. Lagi-lagi tindakan bunuh diri ini dilatarbelakangi oleh depresi. 

Hal yang disayangkan adalah kepergian sang idola juga menimbulkan guncangan luar biasa bagi para fans dan beredar kabar bahwa beberapa melakukan tindakan serupa. Kalau diingat kembali, peristiwa bunuh diri yang dipicu oleh fanatisme dan kesedihan yang mendalam ini bukan yang pertama. Lalu bagaimana konsep pemikiran yang seharusnya dimiliki oleh generasi milenial dan generasi z yang umumnya masih menggandrungi idola?

1. Bedakan antara realitas dengan kegemaran

Khususnya bagi para generasi milenial dan generasi z, keberadaan idola menjadi penyemangat sehari-hari. Namun perlu diketahui bahwa kadang agensi sudah membentuk konsep dan pencitraan sehingga yang dilihat di televisi dan internet adalah dari sisi entertain yang fungsinya untuk menghibur. Di luar itu, sang idola pun memiliki kehidupan pribadi layaknya orang biasa. Dengan padatnya aktivitas dan jam kerja yang berbeda dengan profesi lain, serta tuntutan yang lebih tinggi sebagai public figure tentu memberikan tekanan tersendiri kepada mereka. Maka wajar jika idola juga punya masalah. Sebagai penggemar yang baik, berikan supportdan komentar penyemangat kepada mereka. Lalu pahami bahwa sebagai fans, anda mempunyai kehidupan pribadi dengan keluarga, teman, dan lingkungan sekolah serta tempat kerja.

2. Miliki aktivitas positif

Hiburan merupakan pelengkap dan berfungsi sebagai pelepas kepenatan agar kita merasa relaks, senang, dan termotivasi. Maka proporsi antara menikmati hiburan dengan aktivitas sesungguhnya harus seimbang. Ragam kegiatan yang produktif sudah sepatutnya memegang persentase terbesar dan investasi waktu terbanyak berada pada bidang yang kita tekuni. Alokasi waktu yang seperti ini dapat menyeimbangkan prioritas hidup yang sesungguhnya. Remember, your idol is doing his job, and you are doing your own job too.

3. Punya konsep diri yang kokoh

Remaja dan kaum dewasa muda umumnya masih memiliki fanatisme terhadap idola dan ini hal yang cukup wajar. Mereka melihat idola sebagai picture perfect dari segi kelebihan yang dimiliki. Celakanya, kadang ada sisi lain yang kurang positif dan memberikan dampak terhadap kepribadian diri. Remaja dan dewasa muda perlu memiliki konsep diri yang jelas tentang siapa dirinya dan hal yang ingin diraih dalam kehidupan. Ragam pelatihan dan pembinaan yang dilaksanakan oleh sekolah dan kantor bisa menjadi program yang tepat untuk membantu pembentukan self image yang positif.

4. Banyak berinteraksi

Berbicara dan bertemu dengan banyak orang dapat menjadi penyembuh yang mujarab di kala lingkungan atau berita yang beredar kurang bersahabat. Melalui interaksi dan komunikasi, akan bermunculan beragam pemikiran yang diharapkan bisa memberikan Aha Idea kepada kita. Pemilihan orang-orang yang di sekeliling juga tentu perlu diperhatikan. Pilihlah yang dirasa dapat memberikan saran atau pemikiran yang benar.

5. Menjadikan peristiwa yang terjadi sebagai pembelajaran

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun