Mohon tunggu...
Eva Rohmatul Azizah
Eva Rohmatul Azizah Mohon Tunggu... Mahasiswa S-1 Kimia

Mahasiswa aktif s-1 kimia yang memilki minat dalam hal musik, kesehatan, gaya hidup dan juga konten kreator

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Tim PKM-RE Kimia UNESA Kembangkan Nanokomposit MgO/CuO Moringa untuk Terapi Ulkus Diabetikum

3 Oktober 2025   09:06 Diperbarui: 3 Oktober 2025   09:06 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kegiatan sintesis nanokomposit MgO/CuO Moringa oleifera

Universitas Negeri Surabaya (UNESA) kembali menorehkan capaian melalui Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE). Tim yang dipimpin Dio Angga Ferdian, mahasiswa S1 Kimia, sukses memperoleh pendanaan untuk riset eksperimen yang menawarkan alternatif terapi bagi pasien ulkus diabetikum.

Menurut Dio, riset ini unik karena mengusung pendekatan baru dengan teknik nanokomposit, yakni penggabungan material pada skala nanometer sehingga terbentuk sifat fungsional baru. Dalam penelitiannya, Dio memadukan nanopartikel magnesium oksida (MgO-NPs) yang bersifat antiinflamasi dengan nanopartikel tembaga oksida (CuO-NPs) yang memiliki kemampuan antibakteri. Sebagai penstabil alami, digunakan ekstrak Moringa oleifera yang kaya antioksidan.

Kombinasi tersebut menghasilkan nanokomposit MgO/CuO-Moringa oleifera dengan aktivitas antiinflamasi, antibakteri, dan antioksidan sekaligus. Produk ini dikembangkan dalam bentuk serbuk yang diformulasikan menjadi gel topikal untuk penyembuhan luka diabetes.

kegiatan sintesis nanokomposit MgO/CuO Moringa oleifera
kegiatan sintesis nanokomposit MgO/CuO Moringa oleifera

Latar belakang penelitian ini berangkat dari tingginya kasus ulkus diabetikum yang sulit disembuhkan dan sering menimbulkan komplikasi serius. Terapi konvensional, seperti hiperbarik atau terapi bertekanan negatif, masih dinilai kurang efektif karena mahal, lambat, dan berisiko infeksi. Melalui uji coba in vivo, nanokomposit terbukti mampu mempercepat penyembuhan luka hanya dalam satu minggu, sekaligus lebih hemat biaya dan waktu pemulihan.

Keunggulan lain berasal dari kandungan bioaktif kelor seperti kuersetin dan kaempferol yang berperan sebagai antioksidan, meningkatkan enzim pertahanan tubuh, serta mempercepat regenerasi jaringan.

Meski penuh tantangan, Dio bersama tiga rekannya---Eva Rohmatul Azizah, Luthfia Nafidah, dan Aurellia Nur Azzahra---berhasil menyusun proposal penelitian selama lima hingga enam bulan dengan data lengkap serta prosedur yang sistematis. Mereka berharap riset ini menjadi dasar penelitian lanjutan di bidang kimia, farmasi, maupun nanoteknologi.

Ke depan, tim berencana melakukan uji klinis dengan dukungan tenaga medis, rumah sakit, dan laboratorium farmasi untuk memastikan efektivitas dan keamanan nanokomposit pada skala lebih luas. Dio menekankan pentingnya kolaborasi lintas disiplin serta dukungan pemerintah maupun industri agar inovasi ini dapat diproduksi massal dan diakses pasien dari berbagai lapisan masyarakat.

Selain berdampak pada bidang kesehatan, riset ini juga memberi nilai tambah bagi pendidikan. Mahasiswa mendapat kesempatan mengembangkan keterampilan berpikir kritis, riset, dan kerja tim, sementara universitas memperoleh reputasi positif atas kontribusi nyata pada isu kesehatan global.

Dengan demikian, PKM-RE bukan sekadar ajang kompetisi, melainkan wadah bagi mahasiswa untuk menghadirkan inovasi berdaya guna yang berpotensi menjadi solusi medis masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun