Mohon tunggu...
Evaristus Cahya
Evaristus Cahya Mohon Tunggu... Guru - Menulis bagian dari hobiku.

Belajar kapan saja, di tempat manapun juga, dan sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Membangun Value Lewat Keteladanan Sederhana

25 Maret 2022   08:50 Diperbarui: 25 Maret 2022   08:51 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Satu teladan lebih baik dari seribu nasihat. Pepatah ini sering kita dengarkan dari orang tua atau guru kita. Memang benar adanya jika teladan lebih baik dari sekadar nasihat- nasihat yang berupa ucapan tanpa tindakan nyata yang dapat terlihat oleh mata kita. Lalu teladan itu apa ya? Teladan merupakan sesuatu tentang perbuatan yang patut ditiru untuk dicontoh.

Secara lebih jelas, kita perlu mengenali apa itu makna keteladanan. Keteladanan  merupakan perilaku seseorang yang sengaja ataupun tidak sengaja dilakukan ( ingat dilakukan alias dilaksanakan) dan dijadikan contoh bagi orang yang mengetahui atau melihatnya. Pada umumnya keteladanan ini berupa contoh tentang sifat, sikap,  dan perbuatan yang mengarah kepada perbuatan baik untuk dipraktikkan.

Bagi anak sekolah, teladan dari guru seperti untuk pantang menyerah, belajar bersungguh-sungguh, cinta tanah air, berperilaku jujur, disiplin, dan tanggung jawab merupakan contoh yang layak untuk diikuti. Dan tentu guru telah melaksanakan perbuatan itu sehingga dengan percaya diri dan meyakinkan dapat diceritakan kepada anak didik.

Teladan Guru (dokpri)
Teladan Guru (dokpri)

Dalam proses keteladanan ini,  SMP Stella Matutina memberiknan program kepada siswa-siswi untuk melaksanakan kegiatan bersih halaman sekolah. Berupa jadwal piket halaman secara harian, yang diikuti oleh setiap kelas. Disebabkan adanya pandemi Covid 19 sehingga masih pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) maka siswa-siswi yang masuk lima puluh persen.  Untuk itu jadwal setiap hari ada tiga kelas yang piket halaman, yakni untuk area depan, tengah, dan belakang dengan jumlah perkelas lebih kurang 12 anak.

Dari sisi keteladanan tentu suster, bapak, ibu guru karyawan dilibatkan dalam kegiatan ini. Setiap hari dimulai 06.30- 06.50 juga ada tiga sampai lima pendidik yang ikut menyapu halaman tersebut. Jadi ada sinergi antara pendidik dan siswa-siswi dalam pembiasaan menyapu halaman ini. Sungguh anak-anak pun merasa nyaman menyapu halaman bersama sebab mereka bukan sekadar melaksanakan perintah sekolah tetapi juga terbantukan dan semangat sebab pendidiknya pun turun langsung terlibat menjadi contoh dalam menyapu.

Teladan Guru  Stella (dokpri)
Teladan Guru  Stella (dokpri)

Tindakan sederhana yang dilakukan pendidik dengan memberikan teladan mempraktikkan langsung tentu akan membekas dalam ingatan anak-anak, dan mereka dengan kesadaran diri membersihkan halaman bukan karena terpaksa tetapi disebabkan pengaruh baik dari pendidik dengan mencontohkan langsung. Hal ini sejalan dengan kalimat spektakuler beliau, Ki Hajar Dewantara yang mengatakan,  "  Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani."  Di depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh baik, di tengah pendidik  harus menciptakan prakarsa dan ide, dan dari belakang seorang pendidik harus memberikan dorongan dan arahan.

Anak senang (dokpri)
Anak senang (dokpri)

Yah, teladan sungguh lebih baik dari seribu nasihat. Maka beramai-ramailah kita berusaha menjadi teladan untuk anak didik kita. Inspirasi datang dari mana saja termasuk dari kita ( walaupun sekecil kuku ireng). Salam teladan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun