Mohon tunggu...
Evaristus Cahya
Evaristus Cahya Mohon Tunggu... Guru - Menulis bagian dari hobiku.

Belajar kapan saja, di tempat manapun juga, dan sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Seratus Tulisan di Kompasiana

29 Maret 2021   13:28 Diperbarui: 29 Maret 2021   13:37 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Zaman Kuliah di USD (dokpri)

Sesuatu yang membekas dalam hati umumnya berupa pengalaman, peristiwa yang menyenangkan. Namun, tidak menutup kemungkinan berupa kenyataan yang pernah dialami yang bersifat menyedihkan. Itu semua merupakan sebuah kenangan. Selalu terekam dan terngiang dalam pikiran seseorang. Hal yang wajar dan setiap manusia mengalami kejadian ini.

Membicarakan kenangan tentu membuat seseorang teringat masa yang lalu. Dan umumnya yang masih ada adalah peristiwa yang menyenangkan dan bahagia. Bisa peristiwa menjadi juara dalam lomba, pengalaman bersama pacar, dengan  sahabat dekat, mendapat hadiah tak terlupakan dari orang tua, pertama menulis di Kompasiana (hehehhehe), dan masih banyak lagi.

Memang tak bisa dipungkiri bahwa kenangan itu indah. Dan sangat berguna ketika kita mengingat kembali, tentu sekadar cerita di masa itu. Berikut manfaat saat  kita mengenang peristiwa hidup kita.

Pertama, kenangan membuat hidup kita terasa lebih berarti. Dengan kenangan, kita dapat mencermati hal apa yang telah membuat kita bisa melangkah sejauh ini. Bisa berkarya sejauh ini. Intinya kita dapat merenungkan betapa hal menyedihkan dan menyenangkan bisa kita lalui dengan mulus ( padahal rintangan tentu banyak sih).

Kedua, kenangan membuat cara pandang berbeda. Dengan bertambahnya usia dan pengalaman makan asam garam tentu membuat kita memiliki cara pandang berbeda dalam menangani sebuah peristiwa. Itu semua wujud pembelajaran kita dalam hidup yang kita terapkan.  Entah itu mengalami kenangan menggembirakan maupun pahit. Ada pesan yang membuat kita harus bijak dalam menentukan pilihan ataupun solusi hidup.

Ketiga, membuat kita mendapatkan relasi dalam hidup. Ketika sekolah, kuliah tentu kita banyak memiliki teman. Dengan hal tersebut saat kita mengenang masa- masa itu, saat ini kita bisa berelasi kembali, siapa tahu kita bisa bekerja sama dengan mereka. Dulu teman, sahabat, mungkin sekarang bisa dijadikan rekanan dalam usaha. Tidak ada salahnya kan?

Keempat, dengan mengenang masa lalu masa depan semakin hidup. Kita bisa merayakan suasana kebersamaan hidup dengan orang lain. Hidup jadi lebih berwarna dan menyenangkan. Namun, kita perlu ingat masa lalu cukup dikenang dan melangkah demi masa depan. Setiap orang punya kenangan dan ciptakan keberagaman masa lalu untuk mengisi masa depan.

Kelima, dengan kenangan yang kita torehkan masa lalu kelak menjadi kenangan buat generasi bangsa ke depan.  Seperti saya menulis di Kompasiana pertama kali, ada rasa yang berbeda. Banyak kutemukan rekan, sahabat yang memberi dukungan dan masukan sehingga semakin melewati waktu bisa bervariasi dalam berbagi isi. Walaupu demikian belajar dari senior tetap dilakukan demi sebuah inspirasi untuk anak bangsa. ( Helehhhh)

Puji Tuhan  ini tulisan ke- 100 di Kompasiana, semoga kelak bisa menjadi kenangan yang mengenang untuk anak cucu ( hahahaha). Hal ini didasarkan pendapat Pramoedya Ananta Toer yang pernah menyampaikan bahwa "Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan  sejarah".  Maka, Yuk membuat kenangan yang indah dengan menulis. (Dah ah....bingung  mau nulis apa lagi untuk kenangan ke- 100 di K ini). Cukup sekian semoga menghibur ya.... Hehehehe

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun