Salah satu yang membuat satwa liar ini disebut-sebut sebagai hewan yang paling aneh yang hidup sampai kekinian adalah karena ia memiliki  tubuh yang menyerupai babi, memiliki belalai seperti gajah dengan moncong mirip trenggiling. Selain itu secara DNA tapir justru lebih dekat dengan kuda, badak dan zebra (https://kumparan.com).
     Sejatinya tapir merupakan satwa yang cenderung menghindar dari manusia. Namun, degradasi habitat membuatnya semakin mendekat dengan kawasan yang dihuni manusia. Penelitian yang dilakukan Wanda Kuswanda dan kawan-kawan di Taman Nasional Batang Gadis, menyebutkan tapir memasuki area manusia untuk mencari rayap, semut dan tanah asin. Masyarakat setempat mengatakan makanan favorit tapir adalah labu kuning, kacang pahit, asam sungai, dan nangka. Suku Mandailing yang tinggal di sekitar kawasan taman nasional memanggil tapir sebagai sipan, (https://sumut.idntimes.com, 01/06/2024).
     Pada umumnya, tapir memiliki karakteristik yang lembut dan cenderung menghindari konflik, sehingga  bukan termasuk dalam kategori satwa buas maupun predator. Namun jika dalam kondisi terpojok, tapir menjadi satwa yang kuat dan gigih untuk mempertahankan diri. Tapir akan menyerang jika mereka merasa takut atau terancam, terutama untuk melindungi anak-anak mereka.
     Satwa ini juga akan bertindak secara tidak terduga dan tidak dapat diprediksi. Mereka memiliki gigi besar dan tajam yang dalam kondisi tertentu bisa menyebabkan luka yang serius  atau bahkan membunuh manusia. Menggigit adalah salah satu cara tapir untuk mengusir predator, termasuk manusia.
Ancaman populasi
     Kehidupan tapir mengalami ancaman yang serius. Penurunan populasinya di alam disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya : hilangnya habitat akibat alih fungsi kawasan hutan menjadi area pertanian, perkebunan, pertambangan dan berbagai kepentingan lainnya yang mengatasnamakan pembangunan.
     Kemudian kegiatan perburuan liar untuk tujuan konsumsi maupun komersil  melalui perdagangan illegal. Kondisi ini diperparah lagi, ketika tapir memiliki tingkat reproduksi yang lambat, dengan hanya melahirkan satu anak dalam satu waktu, sehingga menjadi sangat sulit untuk memulihkan populasinya ketika ancaman terhadap spesies ini tinggi.
     Populasi  tapir saat ini tidak diketahui pasti, namun menurut dokumen Strategi dan Rencana Aksi Konservasi (SRAK) Tapirus Indicus 2013-2022, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, melaporkan bahwa kisaran kepadatan tapir antara 0,3 hingga 0,8 individu perkilometer persegi (https://betahita.id). Lalu strategi dan rencana aksi untuk penyelamatannya, diantaranya dengan melakukan pemantauan secara sistematis pada kantong-kantong populasi tapir serta mempertahankan jumlah populasi tapir yang lestari (viable) dan mengupayakan ketersambungan (connectivity) suatu populasi dengan populasi lainnya.
Perlindungan Tapir
     Dari sisi perlindungan, satwa liar yang berperan sebagai penebar biji dan berperan penting dalam menjaga ekosistem hutan ini, telah ditetapkan oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN) dalam kategori Endangered atau memiliki resiko kepunahan yang sangat tinggi. Kemudian di Indonesia satwa ini dikategorikan dalam jenis yang dilindungi undang-undang, sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor  7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa Jo. Peraturan  Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : P.106/ MENLHK/SETJEN/KUM.1/ 12/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Yang Dilindungi.
     Berbagai upaya untuk penyelamatan dan perlindungan tapir terus dilakukan baik secara nasional maupun internasional, termasuk penetapan tanggal 27 April setiap tahun diperingati sebagai Hari Tapir Sedunia, yang secara resmi diluncurkan dan ditetapkan sejak tahun 2008 yang lalu.
     Ditetapkannya Hari Tapir Sedunia tidak lepas dari fakta bahwa semua jenis tapir di dunia, termasuk tapir asia yang ada di Sumatera sedang menghadapi ancaman kepunahan yang serius. Peringatan Hari Tapir Sedunia menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya melindungi dan melestarikan tapir beserta dengan habitatnya, agar dapat hidup dan berkembangbiak dengan baik secara alami, sehingga populasinya di alam dapat terus terjaga.
      Kita semua sejatinya dapat berperan dalam upaya pelestarian satwa ini, dengan melakukan tindakan-tindakan yang sederhana namun bermanfaat, seperti : menjauhkan diri dari perbuatan yang dapat mengancam kehidupan tapir, menumbuhkan serta meningkatkan minat guna memperdalam pengetahuan tentang tapir melalui riset, berbagi informasi kepada beragam komponen masyarakat  melalui berbagai media maupun komunitas, hingga mendukung upaya-upaya konservasi dengan gerakan kampanye dan edukasi. Ada banyak pilihan, anda pilih yang mana ?