Mohon tunggu...
Evansus Renandi Manalu
Evansus Renandi Manalu Mohon Tunggu... ASN

Hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Nature

Save Baning Coklat

29 September 2025   21:19 Diperbarui: 29 September 2025   21:19 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto : Balai Besar KSDA Sumatera Utara

          Selain itu, Uni Internasional untuk Konservasi Alam, IUCN (International Union for Conservation of Nature), semenjak tahun 2000 melalui Daftar Merah Spesies Terancam (Red list) menempatkan Baning Coklat ke dalam status Terancam Kepunahan (EN, Endangered). Dan untuk mengontrol perdagangannya, CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) memasukkannya ke dalam Apendiks II, yang berarti daftar tumbuhan dan satwa liar yang mungkin terancam akan punah jika tidak diatur perdagangannya secara ketat.

          Dalam upaya melindungi dan menyelamatkan satwa ini, tidak ada jalan lain perlu dilakukan gerakan konservasi alam yang komprehensif,  melibatkan banyak pihak baik kalangan praktisi, akademisi, advokasi dan juga asosiasi. Disamping itu, untuk menyuarakan perlindungan dan penyelamatan satwa purba ini peran berbagai media tak kalah krusialnya. Mereka akan menjadi corong terdepan yang  meneriakkan keprihatinan terhadap ancaman kepunahan satwa ini, meraciknya dan mengolah menjadi isu nasional dan global (dunia).

Menggalang Kepedulian Masyarakat

Andreas Hutabarat, warga Medan menyerahkan Baning Coklat ke Balai Besar KSDA Sumatera Utara, Jumat 20/9/2024 (foto : Balai Besar KSDA Sumatera Utara)
Andreas Hutabarat, warga Medan menyerahkan Baning Coklat ke Balai Besar KSDA Sumatera Utara, Jumat 20/9/2024 (foto : Balai Besar KSDA Sumatera Utara)

         Prabowo, warga Dusun Alur Hitam, Desa Sekoci, Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat, saat melakukan perjalanan menuju Dusun Aras Napal, Desa Bukit Mas, Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat, tak sengaja melihat keberadaan 1 (satu) individu Baning Coklat di jalanan, pada Jumat (4/4/2025). Khawatir satwa ini jatuh ke tangan orang lain, Prabowo kemudian melakukan tindakan penyelamatan dengan menyerahkannya ke petugas Balai Besar KSDA Sumatera Utara.

         Sebelumnya, Andreas Hutabarat menyambangi kantor Balai Besar KSDA Sumatera Utara, pada Jumat, (20/9/2024) yang lalu, untuk menyerahkan 2 (dua) individu Baning Coklat dewasa. Anak muda warga Kelurahan Helvetia, Kota Medan ini sebelumnya memperoleh satwa dilindungi tersebut dari seorang temannya penggiat Komunitas Pencinta Kura-kura Kabupaten Mandailing Natal yang akan pindah ke luar kota. Khawatir tidak ada yang mengurus dan merawatnya, baning kemudian dititipkan ke  Andreas.

         Setelah berjalan selama satu bulan, Andreas penasaran dan mulai mencari informasi tentang kura-kura yang dirawatnya itu, melalui media sosial. Hasil penelusurannya menemukan informasi bahwa satwa tersebut ternyata adalah jenis Kura-kura Baning Coklat dan termasuk yang dilindungi. Takut akan timbul masalah dibelakang hari, Andreas pun kemudian menyerahkannya ke kantor Balai Besar KSDA Sumatera Utara.

         Prabowo dan Andreas Hutabarat, hanya contoh segelintir orang yang peduli kepada penyelamatan Baning Coklat. Indonesia masih butuh lebih banyak lagi orang-orang yang dengan segala potensi, talenta, kapasitas dan niat baiknya  mau mendedikasikan serta mengekspresikan kepeduliannya menyelamatkan satwa liar ini dengan berbagai bentuk serta cara.

Lepasliar

Baning Coklat penyerahan warga dilepasliarkan ke kawasan Aras Napal 242 (foto : Balai Besar KSDA Sumatera Utara)
Baning Coklat penyerahan warga dilepasliarkan ke kawasan Aras Napal 242 (foto : Balai Besar KSDA Sumatera Utara)

          Langkah-langkah progresif penyelamatan Kura-kura Baning Coklat harus terus di gelorakan. Edukasi merupakan salah satu upaya untuk menyadarkan masyarakat agar ikut berpartisipasi. Cara lainnya adalah dengan menjaga habitat satwa ini tetap terlindungi, dan yang tidak kalah penting tentunya adalah mengembalikan satwa ini ke habitatnya agar  dapat berkembang biak dan meningkat populasinya di alam.

          Balai Besar KSDA Sumatera Utara tak henti-hentinya giat melakukan lepasliar. Baning Coklat penyerahan Prabowo, tidak menunggu waktu yang lama, setelah memastikan kondisinya sehat, segera dilepasliarkan ke kawasan Aras Napal 242 Besitang pada Jumat (4/4/2025). Sedangkan penyerahan dari Andreas Hutabarat dan beberapa penyerahan warga lainnya, sebanyak 4 (empat) individu dilepasliarkan juga di kawasan Aras Napal 242, pada Selasa  (29/10/2024) yang lalu. Kawasan Aras Napal 242 berbatasan langsung dengan Kawasan Taman Nasional (TN) Gunung Leuser yang merupakan salah satu habitat dari Kura-kura Baning Coklat.

          Disamping Aras Napal 242 dan TN Gunung Leuser sebagai habitatnya Baning Coklat, ada juga kawasan konservasi lainnya di Sumatera Utara, yaitu Cagar Alam (CA) Dolok Sipirok dan Cagar Alam (CA) Dolok Sibual-buali. Dalam beberapa kali kegiatan patroli pengamanan kawasan hutan yang dilakukan petugas maupun bersama-sama dengan Masyarakat Mitra Polhut (MMP), satwa ini kerap dijumpai, setidaknya ini mengindikasikan bahwa kawasan tersebut dalam kondisi aman dan tempat nyaman bagi hidup Baning Coklat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun