Mohon tunggu...
Revan setya putra
Revan setya putra Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan

Saya suka bermain membaca

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menyerahlan dapur MBG ke kantin sekolah

14 Oktober 2025   09:40 Diperbarui: 14 Oktober 2025   08:43 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Racun dalam Makanan Bergizi Gratis (MBG) sulit terdeteksi indera. Indera penciuman,pengecap,bahkan penglihatan manusia hanya bisa digunakan sebagai proteksi pertama untuk mendeteksi kualitas makanan.sebab,bisa saja makanan tampak normal secara visual.Potensi bahaya terletak pada bahan baku yang terkontaminasi bakteri pathogen,yakni bakteri yang menyebabkan sakit.Keberadaan bakteri patogen dalam makanan tidak selalu dibarengi dengan aroma atau rasa yang tidak enak. Potensi bahaya atau tidaknya suatu makanan tidak hanya terdeteksi melalui aroma,rasa,dan tekstur. Kasus keracunan MBG tidak boleh dihitung kuantitatif,apalagi disebut hanya 0,00017 persen kasus.Dan bakteri yang menyebabkan racun dalam MBG adalah bakteri patogen.Ahli gizi menjadi pihak yang berperan penting dalam progam ini karena sebagai pihak yang mengawasi terkait pemilihan bahan makanan dan proses pengolahan makanan bergizi gratis tersebut. Pemerintah daerah yang bisa mengawasi langsung ketingkat bawah seharusnya juga diberi kewenangan lebih besar untuk memudahkan koordinasi penyelenggara Makanan Bergizi Gratis (MBG).

Guru besar Departemen Manajemen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM Agus Sartono mengusulkan agar dapur Makanan Bergizi Gratis (MBG) tidak lagi dikelola oleh pusat melainkan diserahkan langsung ke kantin sekolah.Dengan cara itu,biaya transportasi menurun,waktu distribusi menjadi lebih singkat.Jika dikelola di sekolah langsung tidak akan membebani para guru dan murid untuk mencicipi menu makanan bergizi gratis untuk memastikan beracun atau tidaknya sebelum dibagikan kepada semua semua para siswa dan siswi. Bahan baku bisa dipenuhi dari sekitar sekolah,penjual dikantin tak kehilangan "Pelanggan",Guru dan murid bisa fokus pada urusan belajar mengajar.Jika Makanan Bergizi Gratis (MBG) diserahkan ke kantin sekolah, mereka bisa mendapatkan dana utuh yang dipagukan pemerintah, yakni Rp 15.000 per porsi. "Bukan seperti yang terjadi selama ini, yakni menu MBG yang sampai ke murid hanya seharga sekitar Rp 7.000. Badan Gizi Nasional (BGN) sebaiknya hanya bertugas sebagai regulator dan pengawas. Alternatif lain,dana Makanan Bergizi Gratis (MBG) bisa diberikan secara tunai kepada murid dan melibatkan orang tua untuk membelanjakan serta menyiapkan bekal kepada putra-putrinya.Badan Gizi Nasional (BGN) hanya perlu menyusunpanduan teknis dan melakukan pengawasan. Dan jika Makanan Bergizi Gratis diberikan tunai ke orangtua siswa-siswi maka orang tua siswa-siswi tersebut wajib membawakan bekal kepada siswa-siswi tersebut.maka tugas para guru adalah memastikan para siswa dan siswi membawa bekal oleh orang tuanya. 

Tujuan utamanya adalah memastikan pangan yang akan dikonsumsi para siswa dalam kondisi yang benar-benar layak untuk dikosumsi para siswa. Apabila dapur MBG diserahkan ke kantin sekolah maka pihak sekolah memastikan ketersediaan tempat,peralatan,dan tenaga masak yang memenuhi standar.Melalui kantin sekolah,makanan yang tersaji akan lebih segar dan distribusinya pun tak perlu jauh-jauh sehingga makanan tidak cepat basi,lebih baik lebih baik memasak pagi sebelum jam belajar dimulai. Ketika Makanan Bergizi Gratis (MBG) diserahkan ke pihak kantin sekolah akan meminimalisir adanya bakteri pathogen pada makanan tersebut karena dikelola langsung di sekolahan,dan dipastikan makannya masih dalam keadaan layak untuk dikonsumsi.Dengan ini penyerahan dapur Makanan Bergizi Gratis dapat bekerja sama dengan masyarakat sekitar dan pedagang kecil di sekitar.melalui sistem kantin sekolah,makanan yang disiapkan tidak perlu dikirim dari dapur pusat yang jaraknya jauh.Hal ini akan mengurangi halnya resiko makanan basi diperjalanan .selain itu,para murid bisa belajar mengenai gizi yang seimbang dan kebersihan pangan,misalnya melalui kegiatan para siswa menyiapkan menu untuk Makanan Bergizi Gratis.Dengan adanya penyerahan dapur Makanan Bergizi Gratis ini ke pihak kantin sekolah dapat mendapatkan makanan yang bergizi dan aman untuk dikonsumsi oleh para siswa-siswi.Secara ekonomi dapur Makanan Bergizi Gratis di kantin sekolah juga akan menggerakkan perekonomian.Jarak waktu yang terlalu lama antara makanan dimasak hingga dikonsumsi, karena di masa tersebut makanan rentan terkontaminasi dan bakteri dapat berkembang biak. Sebelum ini makanan bergizi gratis dikelola oleh terpusat membuat Kantin sekolah mengalami penurunan pendapatan karena banyak siswa enggan membeli makanan dari kantin, dan beban guru bertambah karena harus mengelola program makanan bergizi gratis (MBG). Semoga dengan ini pemerintah bisa melakukan pemilihan yang terbaik untuk progam MBG

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun