Mohon tunggu...
Eunike Bernadette Putri Teguh
Eunike Bernadette Putri Teguh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Semester Dua Jurusan Hubungan Internasional Universitas Brawijaya

Mendalami Ilmu Hubungan Internasional

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Batik Pekalongan: Simbol Akulturasi dan Pengaruhnya pada Politik

18 Mei 2024   11:26 Diperbarui: 18 Mei 2024   11:27 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Batik Pekalongan merupakan salah satu batik yang terkenal dan banyak digemari di Indonesia, khususnya di kota Pekalongan, Jawa Tengah. Batik Pekalongan memiliki ciri khas tersendiri yang membuatnya berbeda dari batik lainnya, termasuk motif dan warnanya. Warna-warna yang cerah seperti merah, biru, hijau dan orange merupakan ciri khas dari batik Pekalongan. 

Kota Pekalongan sendiri telah dikenal dengan sebutan 'Kota Batik' dan memiliki sentra produksi batik serta museum batik yang menjadi daya tarik wisata. Batik Pekalongan, seperti batik pada umumnya telah digunakan sebagai alat diplomasi negara. Saat ini Kota Pekalongan telah menjadi daerah pemasok  batik di berbagai wilayah di Indonesia sebesar 70 persen. Pemerintah Indonesia juga seringkali memperkenalkan batik ini dalam acara-acara internasional untuk mempromosikan budaya Indonesia. Dalam hal ini, batik Pekalongan juga menjadi salah satu produk unggulan yang menggerakkan perekonomian lokal. Pada tanggal 17 Desember 2023, Museum Batik Kota Pekalongan telah memberi laporan mengenai pencapaian yang luar biasa dengan menyumbangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar 137 juta rupiah. Ini menjadi bukti bahwa Batik Pekalongan telah mencapai tonggak prestasi yang membanggakan.

Batik Pekalongan memiliki sejarah yang kompleks dan beragam, dengan pengaruh budaya dari berbagai bangsa yang telah berkontribusi pada perkembangannya. Salah satu contoh akulturasi budaya yang signifikan dalam batik Pekalongan adalah pengaruh budaya Arab, Indonesia, dan Cina. Pengembangan batik di Pekalongan dimulai pada masa Kesultanan Mataram, ketika batik mulai diperkenalkan dan dikembangkan di wilayah tersebut. Batik Pekalongan kemudian berkembang lebih lanjut pada masa Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta, ketika batik menjadi bagian dari tradisi budaya Jawa yang lebih luas.

Batik Pekalongan terkenal dengan motif unik dan beragam seperti bunga, daun, dan hewan, yang dipengaruhi oleh budaya Jawa dan Islam. Akulturasi ini memberi batik Pekalongan gaya khas yang berbeda dari batik lainnya di Indonesia.

Pengaruh budaya Arab terlihat dalam motif dan warna cerah, serta penggunaan lilin dan canting dalam teknik pembuatannya, mirip dengan seni batik Arab. Batik Pekalongan juga berkembang selama masa pendudukan Jepang, mengadopsi motif kimono Jepang, dan dipengaruhi oleh budaya Cina dalam motif seperti Batik Encim dan Batik Jawa Hokokai. Teknik logika wax-resist dyeing yang dipelajari di wilayah Kauman, Pekalongan, juga mencerminkan pengaruh Cina. Secara keseluruhan, batik Pekalongan adalah hasil dari akulturasi berbagai budaya yang memberikan kekayaan motif dan teknik, menjadikannya unik dan beragam.

Keberadaan batik Pekalongan di Kota Pekalongan sendiri memiliki sejarah yang panjang dan signifikan. Batik Pekalongan telah menjadi bagian integral dari budaya dan identitas Kota Pekalongan, yang dikenal sebagai Kota Batik. Kota Pekalongan memiliki sentra-sentra kerajinan batik yang menjadi mata pencaharian utama bagi warga setempat, serta memiliki lambang yang mengandung unsur Batik Pekalongan. Batik Pekalongan juga telah dipromosikan oleh Pemerintah Kota Pekalongan sebagai komoditas ekspor andalan, dengan potensi besar untuk dijual ke pasar ekspor dan diminati pasar perdagangan global, khususnya di Kawasan Asia. Selain itu, penggunaan batik sebagai busana Aparatur Sipil Negara (ASN) telah diperkuat dengan surat edaran, yang diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat dan mempromosikan sarung batik di tingkat nasional maupun internasional.


Tren ini bermula dari beberapa politisi yang berasal dari daerah selain Pekalongan telah sukses menjadi pengusaha batik serta menjadi politisi lokal. Dalam dunia politik, Indi, yang memilki nama lengkap Indi Naidha Wulandari, diketahui merupakan Ketua Banteng Muda Indonesia, untuk wilayah Kabupaten Jember. Organisasi ini merupakan bagian dari organisasi sayap PDI Perjuangan. Selain berkiprah di panggung politik, Indi Naidha juga merupakan sosok pengusaha muda yang memproduksi batik khas berlogo Notonegoro.

Indi Naidha Wulandari adalah seorang akademisi Indonesia yang fokus pada analisis politik, terutama dalam bidang identitas, kekuasaan, kepercayaan, dan transparansi. Dalam karyanya, dia mengkaji bagaimana identitas individu dan kelompok mempengaruhi dinamika kekuasaan dan kepercayaan dalam masyarakat, serta peran transparansi dalam meningkatkan akuntabilitas dan kepercayaan terhadap institusi.

Wulandari berargumen bahwa identitas yang kuat dapat membantu individu membangun kepercayaan dan kepedulian terhadap kepentingan lain, sementara identitas yang lemah membuat mereka rentan terhadap manipulasi. Oleh karena itu, pengembangan identitas yang seimbang dan inklusif sangat penting. Dia juga menyelidiki bagaimana kekuasaan mempengaruhi penyebaran informasi dan pembuatan keputusan. Menurutnya, transparansi sangat penting untuk meningkatkan kepercayaan terhadap institusi dan memastikan keputusan dibuat dengan adil dan terbuka. Selain itu, Wulandari mempelajari bahwa kepercayaan berperan dalam interaksi individu dan kelompok dengan kekuasaan dan institusi. Kepercayaan yang seimbang dan inklusif dapat meningkatkan kepercayaan terhadap institusi dan kekuasaan.

Secara keseluruhan, analisis Wulandari menunjukkan bahwa identitas, kekuasaan, kepercayaan, dan transparansi saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain dalam dinamika politik. Pengembangan identitas yang inklusif, peningkatan transparansi, dan pembangunan kepercayaan yang seimbang sangat penting untuk meningkatkan kepercayaan terhadap institusi dan memastikan keputusan yang adil dan transparan.

Keberadaan dan perkembangan Batik Pekalongan memiliki berbagai dampak positif bagi masyarakat, baik secara ekonomi, budaya, maupun sosial.  Dalam aspek ekonomi,  Industri batik di Pekalongan menciptakan banyak lapangan kerja bagi penduduk setempat, mulai dari pengrajin batik, penjual, hingga pelaku wisata. Batik Pekalongan, sebagai produk ekspor andalan, membantu meningkatkan devisa negara dan memperkenalkan budaya Indonesia ke pasar global. Dalam aspek budaya,  Batik Pekalongan berperan penting dalam melestarikan warisan budaya Indonesia. Sentra produksi batik dan museum batik menjadi pusat edukasi dan pelestarian seni tradisional ini. Dalam aspek sosial, Batik digunakan sebagai alat diplomasi budaya, memperkuat citra Indonesia di kancah internasional dan mempromosikan nilai-nilai budaya bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun