"Dan, carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (pahala) negeri akhirat, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia. Berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan." (Surah Al-qhashas:77)
         Sebagai upaya menciptakan Plastic smart cities, SD Insan Kamil Bogor ikut bagian dalam program yang diadakan WWF Indonesia dan Yayasan Guru Belajar yaitu Zero Waste School. Pada Sabtu 24 Mei 2025  perwakilan SD Insan kamil dan lebih dari seratus perwalikan sekolah lainnya mengikuti kegiatan pelatihan membuat kebijakan sekolah bebas sampah di Sekolah Alam Akhdhor Insan Mulia Depok.Â
         Kegiatan diawali dengan pembaaan deklarasi Zero Waste School oleh seluruh perwakilan sekolah yang hadir. Tak hanya sekolah SD Negeri yang berada di Daerah Aliran Sungai Ciliwung, namun juga sekolah Negeri dan Swasta yang berada di Jakarta, Depok dan Bogor.
      Dwi Widya Mutiara sebagai education officer WWF Indonesia dalam sambutannya mengatakan bahwa Zero waste School  berfokus pada pengurangan sampah agar tidak bocor ke alam.Awalnya hanya sekolah negeri sekitar DAS ciliwung yang masuk dalam kegiatan ZWS. Namun di tahun ini ZWS juga merangkul sekolah Swasta.
      ZWS adalah impian masa depan, maka ikuti semua proses dan tahapan yang ada. Meskipun tidak berhasil seratus persen saat ini, minimal anak didik di sekolah memahami bagaimana memilah sampah dan membawanya pada kebiasaan di rumah.
Untuk meluaskan dampak Zero Waste, WWF telah membuat buku panduan ZWS keluarga. Harapannya adalah Zero waste akan menjadi gaya hidup masa depan yang berkelanjutan.
     Â
      Dalam pelatihan ini banyak sekolah yang telah mulai menerapkan zero waste. Penerapan ZWS yang telah mereka terapkan dengan menggunakan beberapa strategi diantaranya:
- Satu. Wajib membawa tumbler dan box makan ke sekolah.
- Dua . Mengurangi tong sampah di sekolah
- Tiga. ZWS dimasukkan dalam kesepakatan kelas.
- Empat. Menyediakan tong sampah organik dan non organik.
- Lima. Komitmen bersama. Seluruh pihak harus ikut serta dalam ZWS Â muali dari yayasan, kepala sekolah, guru, siswa, orangtua, kantin, hingga petugas kebersihan di sekolah.
- Enam. Pemilihan duta "go green" duta lingkungan dari siswa maupun guru. Mereka memiliki tugas yang jelas, dapat berkomunikasi dengan baik.
- Tujuh. Pembuatan kompos dan eco enzyme
       Perubahan dapat terjadi jika kita melihat sekitar, peduli akan apa yang terjadi dan mulai bergerak untuk bijak sampah. Mengurangi sampah pastik, memilah sampah dan mendaur ulang adalah hal sederhana yang dapat dilakukan siapapun.
Zero waste School bukanlah lomba yang hanya berjalan sesaat. ZWS adalah program berkelanjutan demi terciptanya smart cities melalui pengurangan dampak negatif limbah terhadap lingkungan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI