Mohon tunggu...
Etwar Hukunala
Etwar Hukunala Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer Proposal Skripsi Bid. Ilmu Hukum

Manusia biasa yang perlu banyak belajar dan Hobi menulis. Apa yang terbaca dan terlintas dipikiran itu yang ditulis

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Golput Saat Pemilu, Kenali Penyebab dan Dampaknya

7 Februari 2024   08:29 Diperbarui: 7 Februari 2024   08:40 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Golput (sumber : tribunnews.com/Endrapta Ibrahim Pramudhiaz)

Golput merupakan istilah yang sering muncul menjelang pemilu atau pemilihan pimpinan daerah. Golput atau kelompok/golongan putih selalu diidentikkan dengan ketidakpedulian, apatis atau tidak mau campur tangan dalam kondisi pemilu. Golput atau golongan putih yaitu keputusan untuk tidak memilih dalam pemilihan umum, mempunyai dampak besar terhadap proses demokrasi suatu negara.

Istilah dan tindakan golput muncul seiring pemilu tahun 1971 yang ditandai dengan deklarasi penolakan deklarasi pelanggaran peraturan pemilu oleh sejumlah mahasiswa yang pada saat itu merupakan aktivis 66 pada tahun tersebut. Meskipun demikian, Golput bukanlah sebuah institusi, kelompok atau organisasi melainkan sebuah respons terhadap keadaan politik yang tidak menguntungkan. Golput muncul sebagai protes terhadap buruknya suasana demokrasi.

Dari tahun demi tahun, golput selalu menjadi masalah. Sebab tidak semua keputusan pantang murni bersumber dari moralitas atau idealisme. Dalam pemilu pasca reformasi, masyarakat kehilangan haknya bukan karena idealisme, namun kadang karena keadaan yang memaksa mereka untuk tidak memilih (golput).

Jumlah masyarakat yang tidak memilih alias Golput pada pemilu 2019 merupakan yang terendah sejak tahun 2004 atau pada pemilu tahun-tahun sebelumnya. Menurut data BPS (Badan Pusat Statistik), sebanyak 34,75 juta orang yang dicatat melakukan tindakan golput pada tahun 2019, atau sekitar 18,02 persen dari seluruh pemilih terdaftar. Sementara itu, pada tahun 2014, sebanyak 58,61 juta orang atau 30,22 persen memilih untuk golput saat pemilu (dikutip: aclc.kpk.go.id).

Meskipun begitu, dikhawatirkan tingkat golput pada pemilu tahun 2024 ini, dan tahun-tahun yang akan datang akan semakin meningkat dan sangat berdampak pada demokrasi dan negara itu sendiri.

Lalu kira-kira apa yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan golput dan bagaimana dampaknya terhadap pemilu? Berikut penjelasannya:

Alasan atau Penyebab Seseorang Golput pada Pemilu

Berikut beberapa alasan yang mungkin melatarbelakangi seseorang untuk golput saat pemilu

1. Ketidakpuasan Terhadap Calon atau Partai Politik

Salah satu alasan yang melatarbelakangi seseorang memilih untuk golput pada pemilu yakni ketidakpuasan terhadap calon atau partai politik. Seseorang mungkin tidak merasa diwakili oleh calon atau partai politik peserta pemilu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun