“Hanya membantu Cak Mat,” kata beliau, berbinar mata Cak Mat mendengar ucapan beliau.
“Saya akan bantu Bapak untuk membimbing anak-anak selama Pak Guru sakit,” kata Cak Mat sambil tersenyum “ Saya lulusan aliyah Bapak, besok ijazah akan saya tunjukkan ke Bapak”
“Betulkah” tanya Bapak Kepala Sekolah tidak percaya. “Tapi sekolah tidak bisa memberi Cak Mat honor banyak,” lanjut Bapak Kepala Sekolah
Cak Mat tersenyum sambil berkata,” Saya tidak usah diberi honor Pak! Saya ikhlas bisa mengamalkan pesan Kyai untuk menyampaikan ilmu walaupun hanya sedikit “
“Alhamdulillah Ya Allah tak Kau biarkan anak-anak tanpa pembimbing,” kata Bapak Kepala Sekolah dalam hati sambil menegadahkan wajahnya. Cak Mat disambut anak-anak kelas satu sampai kelas tiga dengan suka cita. Kesabaran dan keikhlasannya membimbing anak membuat dirinya dirindukan oleh mereka. Ketelatenan dan kecerdasan
Cak Mat dalam mendesain pembelajaran dan membimbing mereka membuat anak-anak merasa betah di sekolah,seolah-olah mereka tak ingin pulang ke rumah, walaupun dia tak punya bekal ilmu mengajar namun keyakinannya bahwa sampaikan ilmu walaupun hanya satu ayat, membuatnya bersemangat membimbing mereka.
Kehadiran Cak Mat di sekolah sungguh memberi arti yang dalam pada anak-anak di Desa Krajan. Kehadirannya bagaikan lentera di tengah ilalang yang memberikan penerangan ketika anak-anak membutuhkan bimbingan. Allah menciptakan manusia dengan memberinya kelebihan dan kelemahan. Cak Mat yang tak mendapatkan tempat di lingkungannya sungguh mempunyai arti di tempatnya mengabdi.