Mohon tunggu...
Estrina Maya
Estrina Maya Mohon Tunggu... Psikolog - Grateful Hunter!

Adalah manusia yang mencintai kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menakar Intellectual Humility dari Aktivitas Menulis

26 Februari 2024   09:17 Diperbarui: 26 Februari 2024   09:35 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah sekian lama vakum.

Akhirnya memberanikan diri nulis lagi. Berarti sebelum ini pernah di titik gak berani? Ohh tentu saja.

Gak berani alias ketahan rasa takut. Apa sih sebenernya ketakutan terbesar saat menulis? Masing2 punya jawaban yg berbeda, tapi menurutku ketakutan terbesarku adalah takut melakukan kesalahan. Salah karena terlalu biasa isi tulisannya, salah dalam penarikan kesimpulan, salah dalam beragumen, salah kalau gak sama dengan pasar. Padahal? Argumen itu super subjektif.

Entah kenapa hal ini menjadi momok tersendiri. Padahal dari kesalahanlah manusia memahami hakikat kemanusiaannya. Dari kesalahan, akan ada memori yang tertanam yg menjadi peta buat kita agar tidak tersesat ke kesalahan serupa. Dari kesalahan kita dapat memiliki formula pengembangan diri baru berbasis pengalaman yg kurang menyenangkan. Dari kesalahan kita bisa kembali bertemu dengan diri kita…bagian diri yang mungkin lama tak kita sapa.

Banyak kesempatan yg hadir dari kesalahan, ternyata..yg penting kita tidak berhenti di rasa kesal dan sesal pasca moment salah terjadi. What we can do for next?. Konon katanya orang yang tidak melakukan kesalahan artinya dia bergerak di tempat. 

al Insan Mahalul Khoto’ wa Nisyan…

Manusia tempatnya salah dan lupa, begitu kurang lebih terjemahan bebasnya. Berkaca dari kelimat tersebut, keliru dan salah itu lekat pada manusia. Namun, bagi orang yg terbiasa hidup di tengah prestasi, kompetisi, minim atau over apresiasi dan kaya akan 

kritik diri…kesalahan bisa jadi musuh yg dianggapnya mematikan. Ada yang ngerasa kayak gini gak? Kalau iyaa, yookk sini kita bikin aliansi hahaha. Kumpulan orang yg kuatir bergerak karena merasa rentan melakukan kesalahan. Sejenak, penulis jadi ingat konsep tentang “intellectual humility”.

Intellectual humility merupakan sebuah kesadaran bahwa manusia tidak bisa dan tidak akan mengetahui segala sesuatu secara utuh. Akan selalu ada ruang "salah".  Konsep ini menjelaskan probabilitas salah itu sangat mungkin ada dalam memahami ataupun meyakini suatu hal. Cara pikir ini dapat membuka kemungkinan tentang adanya fakta lain yang mungkin menggugurkan keyakinan kita ataupun menambahkan pemahaman baru.

Menjadi sebuah refleksi, jangan-jangan selama ini kita terlalu nyaman pada 'ruang aman' yang kita ciptakan sendiri dan menumpulkan kecerdasan kerendahan hati atau rasa rendah hati secara intektual (intellectual humility) kita?. kurang berani mencoba sebab takut akan terlihatnya rongga-rongga koreksi. 

Melalui tulisan ini, penulis ini mencoba berkenalan dan menggali aspek intellectual humility yang penulis miliki. Konsep ini bukannya meniadakan kehati-hatian ya. Kehati-hatian itu perlu, namun jika karena hal ini membuat kita berhenti melakukan sesuatu. Maka tentu kita butuh menakar ulang apakah porsinya sudah tepat? ataukah selama ini ada keangkuhan yang dibungkus dengan kehati-hatian? yang akhirnya membuat kita tidak bergerak dan terjebak dalam kesempurnaan semu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun