Mohon tunggu...
Esti Maryanti Ipaenim
Esti Maryanti Ipaenim Mohon Tunggu... Jurnalis - Broadcaster, seorang ibu bekerja yang suka baca, nulis dan ngonten

Menulis gaya hidup dan humaniora dengan topik favorit; buku, literasi, seputar neurosains dan pelatihan kognitif, serta parenting.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Riset Sederhana tentang Literasi Pengguna Kendaraan Bermotor

21 Januari 2019   14:18 Diperbarui: 22 Januari 2019   12:20 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : geotimes.co.id

Cara-cara inilah yang sangat berbahaya. Pasalnya saat bahan bakar yang biasa digunakan ini diganti, otomatis mesin akan menyesuaikan kembali kompresinya. Peralihan yang sangat cepat inilah yang bisa mendatangkan dampak buruk bagi mesin, salah satunya masalah performa yang loyo, mesin mudah rusak dan bahkan sulit dihidupkan. Bila memang ingin mengganti, sebaiknya ganti sekalian dan konsisten dengan bahan bakar pengganti tersebut. Jangan dicampur-campur!

Keputusan Memilih Harga Murah atau Ketahanan Kendaraan

Literasi tidak hanya soal pengetahuan, tetapi soal kemampuan mengambil keputusan. Pada kenyataannya, banyak kita lihat, khususnya di SPBU, motor-motor yang berkompresi tinggi ikut mengantri di pompa bensin jenis premium. Faktor ekonomi lebih mendesak untuk mempengaruhi keputusan para pengguna ketimbang dampak rusak ke depan pada mesin motornya.

Pada kondisi darurat, motor-motor berkompresi tinggi bisa saja menggunakan BBM jenis premium yang bersubsidi. Namun kalau dipaksa terus menggunakan asupan yang kurang bagus ini, maka pencernaan "perut" mesin juga tidak akan bekerja dengan normal. Alih-alih melakukan penghematan ini malah akan membuat para pengguna mengeluarkan dana lebih banyak di masa depan untuk perbaikan mesin.

Memikirkan Tentang Lingkungan

Salah satu poin literasi yang perlu dipertimbangkan adalah mengenai kesadaran para pengguna kendaraan bermotor bahwa mereka ikut andil dan bertanggung jawab dalam menjaga lingkungan bebas dari polusi asap kendaraan. Memilih bahan bakar berimplikasi langsung pada emisi yang dikeluarkan yang akan berdampak terhadap kesehatan dan pencemaran lingkungan. Pembakaran bahan bakar minyak, selain menghasilkan energi, juga menghasilkan gas buang yang amat beracun seperti karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida (NO2), dan sulfur dioksida (SO2) yang menyebabkan hujan asam dan pemanasan global.

Dampak penggunaan bahan bakar minyak di Indonesia, khususnya di kota-kota aglomerasi, makin serius manakala kualitas bahan bakar yang digunakan masih rendah. Indikator bahan bakar yang masih rendah kualitasnya adalah kandungan oktan number (RON). Semakin tinggi kandungan RON suatu bahan bakar minyak, makin rendah emisi gas buangnya dan semakin rendah kadar RON-nya, makin buruk dampaknya terhadap lingkungan serta kesehatan manusia tentunya.

Pada akhirnya, riset sederhana saya tentang kendaraan bermotor ini memberikan saya gambaran bahwa tingkat konsumerisme terhadap kendaraan bermotor di negara ini yang sangat tinggi belum dibarengi dengan kecerdasan penggunaannya secara lebih mumpuni.

Semoga kedepannya kita lebih bijak memilih bahan bakar agar kendaraan yang kita pakai lebih awet dan optimal!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun