Mohon tunggu...
Estira Woro Astrini
Estira Woro Astrini Mohon Tunggu... -

Estira Woro Astrini adalah nama kepanjangan saya, tapi saya biasa dipanggil "tira". Saat ini saya sedang menempuh pendidikan S1 di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada, jurusan Matematika program studi Statistika.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Menilik Kekayaan yang Terlupakan

9 Februari 2011   15:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:45 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kaya tidak hanya dapat didefinisikan sebatas uang atau harta saja. Negeri ini memang kaya. Kaya akan keberagaman penduduk, kaya akan hasil alamnya, dan kaya akan kebudayaan-kebudayaannya. Di era globalisasi ini, masyarakat dunia sudah semakin modern tentunya. Namun, semakin modern masyarakat kita, entah mengapa saya merasa kini terlalu banyak hal-hal yang terlupakan, terutama hal-hal yang menyangkut norma dan rambu-rambu yang berlaku di masyarakat. Masih ingatkah teman, waktu kita masih kecil dulu, lagu-lagu lawas yang diperdendangkan sarat akan makna, penuh nasehat dan petuah. Jikalau lagu itu bertemakan cinta, maka pengungkapan cinta tidak dijelaskan secara blak-blakan, begitu indah kata-kata kiasan yang digunakan untuk mengungkapkannya. Salah satu lagu lawas melayu yang saya sukai adalah "Fatwa Pujangga" yang juga menjadi soundtrack film Sang Pemimpi. Kata-katanya ringan namun bermakna dalam, dari lagu itu kesan yang bisa saya tangkap adalah kerinduan seseorang terhadap kekasihnya. Coba teman bandingkan dengan lagu-lagu cinta zaman sekarang, begitu mendewakan cinta itu sendiri, bagi saya sekarang sulit untuk menemukan lagu yang berkualitas. Namun, masih ada beberapa musisi yang menurut saya benar-benar mampu menciptakan karya-karya yang bagus diantara banyaknya musisi baru yang muncul dan menghilang saat ini. Ya, mudah-mudahan beberapa tahun kedepan kita masih bisa mendengarkan musik-musik yang  "pure". Mari lestarikan musik tradisional Indonesia, seperti dangdut, keroncong, musik melayu, dan musik-musik lain yang merupakan kekayaan kita, karena di negara lain tidak ada genre musik seperti yang kita miliki, sebelum musik-musik itu diaku-aku oleh negara lain, hanya karena kita terbuai dengan musik-musik aliran baru yang banyak bermunculan saat ini.

Masih ada kasus lainnya yang mengganggu pikiran saya. Dulu waktu saya masih kecil, sangat jarang sekali saya melihat perempuan-perempuan yang menggunakan pakaian yang sangat terbuka. Hampir tidak pernah, kecuali di gambar yang ada di kalender. Tapi, entah mengapa saat ini begitu gampang melihat perempuan-perempuan yang menggunakan pakaian serba terbuka. Sepertinya budaya barat sudah mulai mendarah daging di negeri ini. Segala hal yang menjadi trend diluar sana, ikut terbawa masuk ke negeri ini. Hampir punah kebudayaan timur yang dulu menjadi ciri khas negeri ini. Walaupun begitu, mau tidak mau kita harus siap dengan segala tantangan yang hadir di negeri ini. Jangan sampai kekayaan yang dulu ada menjadi benar-benar punah.

Ayo generasi muda, lestarikan dan kembalikan kekayaan yang terlupakan itu. Dengan begitu kita bisa kembali menceritakan pada dunia, bahwa negeri ini kaya!

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun