Mohon tunggu...
Siwens
Siwens Mohon Tunggu... Musik

Peneliti Praktik Musik

Selanjutnya

Tutup

Seni

Seni Sebagai Subjek Manusia

24 Agustus 2025   22:40 Diperbarui: 24 Agustus 2025   23:43 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kritikan Adorno terhadap seni modern telah menjadi subjek, sedangkan manusia jadi objek. jika melihat dalam kontek Indonesia, seni kita itu kayak bos besar, sementara manusia atau senimannya cuma jadi tukang fotokopi yang disuruh kerja lembur tapi dibayar nasi kotak sama segelas teh dingin.

Coba lihat seni tradisional. Tari Saman misalnya, dulu maknanya dalam kale: kebersamaan, doa, filosofi hidup. Sekarang? Disuruh tampil buat nyambut pejabat. Durasi dipotong lima menit biar nggak ganggu acara potong tumpeng. Didong Gayo, yang dulu bisa jadi arena kritik sosial, sekarang cuma boleh jadi hiburan manis. Kalau masih ada sindiran? ine woooo, bisa-bisa dibilang "Eh, jangan-jangan kamu nggak Pancasilais ya?"

Lucunya, pemerintah kita suka kale ngomong "melestarikan budaya." Tapi maksudnya: budaya boleh ada asal jinak, manis, dan fotogenik buat Instagram. Kalau ada budaya yang agak kejam atau nyinyir, langsung dipinggirkan. Persis kayak pacar posesif: "Aku cinta kamu, tapi tolong jangan keluar rumah, jangan pakai baju itu, jangan ketemu teman-teman kamu." Lah, itu cinta apa penjara?

Padahal, harusnya kebalik, manusia jadi subjek, seni jadi objek. Manusia yang ngatur seni, bukan seni yang dipaksa nurut kayak kucing disuruh mandi. Seni itu medium: untuk ngomong, nyindir, nangis, ketawa. Kalau manusianya dibungkam, seni jadi hiasan dinding arena bagus difoto, tapi nggak ada nyawanya.

Kalau terus begini, seni tradisional kita lama-lama bisa jadi kayak penyanyi kafe. Bayangin: dia pengin nyanyi lagu perjuangan, tapi pengunjung minta Dangdut sama Goyang. Dan kalau nggak nurut, tipsnya nggak dikasih. Nah, seniman tradisional kita juga sering begitu: dipaksa manggung sesuai keinginan pemerintah.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun