Mohon tunggu...
Esron Mangatas Siregar
Esron Mangatas Siregar Mohon Tunggu... Dosen

Berkarya Menjangkau Dunia Dengan Ide Dan Inspirasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ketika HUT RI ke-80 "Lagu Tabola Bole" Menjadikan Istana Jadi Panggung Rakyat

22 Agustus 2025   09:43 Diperbarui: 22 Agustus 2025   09:43 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Presisen Prabowo ikut memeriahkan lagu Tabola Bole/tempo.co.prabowo

Ketika HUT RI ke-80 Jadi Panggung Rakyat: Tabola Bale, Prabowo, dan Musik yang Menyatukan"

 "Tabola Bale" dipopulerkan oleh Silet Open Up, nama panggung Siprianus Bhuka, musisi asal Flores, Nusa Tenggara Timur, yang dikenal meracik rap, hip-hop, dan RnB dengan nuansa Indonesia Timur. Aksi panggungnya di Istana Merdeka (17 Agustus 2025) membuat suasana upacara berubah riuh---tamu undangan hingga Presiden ikut berjoget---dan video penampilannya langsung viral di berbagai platform.

Asal-usul dan proses kreatif lagu ini mencerminkan kolaborasi lintas talenta timur Indonesia. "Tabola Bale" digarap bersama Jacson Zeran, Juan Reza, Diva Aurel, serta Kiki Acoustic mewarnai komposisi dengan paduan vokal, rap, dan hook yang mudah menempel. Kolaborasi inilah yang menajamkan karakter "party anthem" bernuansa lokal yang ramah telinga nasional.

Soal lirik dan makna, "Tabola Bale" memakai campuran bahasa daerah (Indonesia Timur) dengan bahasa Indonesia. Secara harfiah, frasa "tabola bale" merujuk pada hati/pikiran yang tak karuan karena jatuh cinta semacam "mabuk kepayang" yang bikin susah tidur. Tema sentralnya ringan: naksir anak rantau yang pulang kampung, salah tingkah, dan berbunga-bunga. Potongan lirik yang sering dikutip antara lain: "Sejak kaka lia ade, aduh Tuhan ampun e" dan "Ini bidadari timur siapa yang punya?"---baris-baris genit yang mengundang senyum.

Mengapa rakyat Indonesia menyukai lagu ini?

Pertama, beat energik dengan pola ritmis khas timur yang mengajak bergoyang---mudah dibuat challenge di TikTok/Instagram.

Kedua,  lirik jenaka-romantis: ringan, akrab, dan terasa "dekat" bagi pendengar lintas daerah. 

Ketiga, identitas lokal yang dirayakan: aksen, diksi "kaka-ade", dan cerita pulang kampung menyalakan rasa kebanggaan daerah sekaligus kebersamaan nasional. 

Keempat, momennya tepat: tampil di panggung kenegaraan sehingga memperoleh ekspos masif dan menjadi bahan perbincangan publik.

Siapa Silet Open Up? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun