Peran Agama, Moral, Dan Etika Dalam Praktik Keperawatan
Â
 Disusun oleh:
Angely Natasya, Atau Asheeliawati, Esri Linda
Dosen Pembimbing:
Ns Ludovikus Duhu M.Kep
Â
Pendahuluan
Keperawatan adalah profesi mulia yang berpusat pada pelayanan kemanusiaan, berinteraksi langsung dengan kehidupan, penderitaan, dan harapan pasien. Dalam menjalankan tugasnya, seorang perawat tidak hanya dituntut memiliki kompetensi teknis dan ilmiah, tetapi juga integritas pribadi dan profesional yang kuat. Integritas ini tidak dapat dilepaskan dari tiga pilar fundamental: agama, moral, dan etika. Ketiga elemen ini membentuk landasan bagi praktik keperawatan yang holistik, penuh kasih, dan bertanggung jawab, memastikan bahwa pelayanan yang diberikan tidak hanya menyentuh aspek fisik, tetapi juga psikologis, sosial, dan spiritual pasien. Artikel ini akan mengkaji secara mendalam peran masing-masing pilar serta keterkaitannya dalam membentuk profesionalisme perawat.
Â
Peran Agama dalam Praktik Keperawatan
Agama seringkali menjadi sumber nilai dan pandangan hidup yang mendalam bagi individu, termasuk perawat dan pasien. Bagi perawat, keyakinan agama dapat menjadi motivasi intrinsik untuk melayani dengan tulus, melihat setiap pasien sebagai ciptaan Tuhan yang berharga, dan menjalankan tugas sebagai bentuk ibadah atau panggilan suci. Nilai-nilai seperti kasih sayang, kesabaran, pengampunan, dan empati yang diajarkan dalam berbagai agama sangat relevan dalam konteks perawatan.
Â
Di sisi pasien, agama memberikan kerangka makna terhadap pengalaman sakit dan penderitaan. Perawat yang peka terhadap dimensi spiritual pasien dapat memberikan dukungan yang lebih komprehensif. Ini termasuk menghormati praktik keagamaan pasien (misalnya, kebutuhan untuk berdoa, diet khusus, atau ritual akhir hidup), menyediakan lingkungan yang kondusif untuk ekspresi spiritual, dan membantu pasien menemukan kekuatan dalam keyakinan mereka. Memahami peran agama juga membantu perawat dalam menghadapi isu-isu sensitif seperti penolakan pengobatan, pengambilan keputusan di akhir hayat, atau pandangan tentang kematian, dengan tetap menghormati otonomi dan keyakinan pasien.
Â
Peran Moral dalam Praktik Keperawatan
Moral merujuk pada prinsip-prinsip pribadi tentang benar dan salah yang membimbing perilaku individu. Dalam keperawatan, moralitas pribadi seorang perawat sangat krusial karena profesi ini seringkali dihadapkan pada situasi yang menuntut keputusan cepat dan berdampak besar. Moralitas perawat termanifestasi dalam sifat-sifat seperti kejujuran, integritas, tanggung jawab, dan komitmen terhadap kesejahteraan pasien.
Â
Seorang perawat dengan moralitas yang kuat akan senantiasa berusaha melakukan yang terbaik bagi pasien, menjaga kerahasiaan informasi, tidak menyalahgunakan wewenang, dan selalu bertindak dengan niat baik. Moral juga menjadi panduan ketika perawat menghadapi dilema pribadi, misalnya ketika nilai-nilai pribadi bertentangan dengan kebijakan institusi atau keinginan pasien. Kemampuan untuk merefleksikan nilai-nilai moral pribadi dan mengintegrasikannya dengan prinsip-prinsip profesional adalah tanda kematangan seorang perawat.
Â
Peran Etika dalam Praktik Keperawatan
Etika adalah studi sistematis tentang prinsip-prinsip moral yang mengatur perilaku dalam suatu profesi. Dalam keperawatan, etika menyediakan kerangka kerja formal untuk pengambilan keputusan yang tepat dan bertanggung jawab. Kode etik keperawatan, seperti yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), menjadi panduan utama bagi perawat dalam menjalankan praktik mereka.
Â
Prinsip-prinsip etika utama dalam keperawatan meliputi:
Â
- Otonomi: Menghormati hak pasien untuk membuat keputusan tentang perawatan mereka sendiri.
- Beneficence (Berbuat Baik): Kewajiban untuk melakukan tindakan yang memberikan manfaat bagi pasien.
- Non-Maleficence (Tidak Merugikan): Kewajiban untuk menghindari tindakan yang dapat membahayakan pasien.
- Justice (Keadilan): Memperlakukan semua pasien secara adil dan setara, tanpa diskriminasi.
- Fidelity (Kesetiaan): Menjaga janji dan komitmen kepada pasien.
- Veracity (Kebenaran): Berbicara jujur kepada pasien.
- Confidentiality (Kerahasiaan): Melindungi informasi pribadi pasien.
Â
Prinsip-prinsip ini membantu perawat menavigasi situasi kompleks seperti informed consent, penanganan nyeri, isu privasi, dan alokasi sumber daya. Etika keperawatan juga mendorong perawat untuk terus belajar dan beradaptasi dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, memastikan bahwa praktik mereka tetap relevan dan berlandaskan bukti terbaik.
Â
Keterkaitan Agama, Moral, dan Etika dalam Keperawatan
Agama, moral, dan etika, meskipun memiliki definisi yang berbeda, saling terkait dan memperkuat satu sama lain dalam praktik keperawatan. Agama seringkali menjadi sumber inspirasi bagi nilai-nilai moral pribadi, membentuk keyakinan dasar tentang apa yang benar dan salah. Moralitas pribadi ini kemudian menjadi fondasi bagi perawat untuk memahami dan menerapkan prinsip-prinsip etika profesional.
Â
Etika, pada gilirannya, menyediakan struktur dan bahasa universal untuk membahas dilema moral dalam konteks profesional, memastikan konsistensi dan akuntabilitas. Ketika ketiga pilar ini terintegrasi, perawat dapat memberikan perawatan yang tidak hanya kompeten secara teknis, tetapi juga penuh kasih, menghormati martabat manusia, dan sesuai dengan standar profesional tertinggi. Perawat yang memiliki pemahaman mendalam tentang agama, moral, dan etika akan lebih siap menghadapi tantangan profesi, membuat keputusan yang tepat, dan pada akhirnya, meningkatkan kualitas hidup pasien.
Kesimpulan
Peran agama, moral, dan etika dalam praktik keperawatan adalah esensial dan tidak dapat dipisahkan. Ketiganya membentuk fondasi yang kokoh bagi pelayanan keperawatan yang holistik, manusiawi, dan profesional. Agama memberikan motivasi spiritual dan pemahaman akan dimensi transenden kehidupan, moralitas pribadi membimbing tindakan perawat dengan integritas, dan etika profesional menyediakan kerangka kerja sistematis untuk pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Dengan menginternalisasi dan mengintegrasikan ketiga pilar ini, perawat dapat tidak hanya memenuhi tuntutan teknis profesi mereka, tetapi juga menjadi agen penyembuhan yang sejati, membawa harapan dan kenyamanan bagi mereka yang membutuhkan.
Â
Daftar Pustaka
Â
Beauchamp, T. L., & Childress, J. F. (2019). Principles of Biomedical Ethics (8th ed.). Oxford University Press.
Hamric, A. B., Hanson, C. M., Tracy, M. F., & O'Grady, E. T. (2018). Advanced Practice Nursing: An Integrative Approach (6th ed.). Elsevier.
Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Snyder, S. J. (2018). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, & Praktik (Edisi 10). EGC.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). (2017). Kode Etik Keperawatan Indonesia. PPNI.
Taylor, C., Lillis, C., Lynn, P., & LeMone, P. (2019). Fundamentals of Nursing: The Art and Science of Person-Centered Care (9th ed.). Wolters Kluwer.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI