Mohon tunggu...
Evi Siregar
Evi Siregar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen-peneliti

Bekerja di sebuah universitas negeri di Mexico City.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Kenalkan, Aku Axolotl atau Ajolote, Amfibi Unik dari Meksiko

16 Februari 2022   07:46 Diperbarui: 16 Februari 2022   15:57 2727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ajolote Meksiko | Foto: dokumentasi pribadi

Jenis binatang amfibi yang satu ini mungkin tidak begitu dikenal luas, salah satunya karena populasinya yang sangat kecil. 

Axolotl (baca: a.sho.lo.tel) atau ajolote (baca: a.ho.lo.te), yang dalam bahasa latinnya ambystoma mexicanum, adalah satu jenis amfibi dari keluarga ambystomatidae. 

Menurut Harvey Pough, genus ambystoma terdiri dari 33 spesies yang bisa ditemukan di wilayah Amerika Utara, mulai dari Alaska barat daya, Kanada selatan, sampai ke dataran tinggi Meksiko.

Di Meksiko sendiri ada 17 spesies, dari genus ambystoma ini, yang tersebar di wilayah bagian timur laut dan tengah negara itu, mereka hidup di danau dan sungai. 

Menurut Gabriela Parra-Olea, dari 17 spesies tersebut, 16 di antaranya endemik, yang mewakili lebih dari 85% dari semua spesies yang ada di Meksiko. 

Dari 16 spesies yang endemik itu, 15 spesies masuk dalam jenis berisiko: tiga di antaranya diklasifikasikan sebagai spesies yang terancam punah dan dua belas lainnya dikategorikan sebagai spesies yang mendapat pelindungan khusus.

Di Meksiko, semua yang termasuk dalam genus ambystoma disebut ajolote. Spesies yang diberi nama ambystoma mexicanum disebut ajolote Meksiko (kadang disebut juga ajolote Xochimilco) adalah spesies yang terdapat wilayah bagian tengah Meksiko. 

Di Mexico City sendiri, ajolote ini bisa ditemukan di danau Xochimilco (baca: so-ci-mil-ko), sebuah daerah di selatan kota; itu sebabnya ia juga diberi nama ajolote Xochimilco.

Ajolote Meksiko |  Foto: dokumentasi pribadi
Ajolote Meksiko |  Foto: dokumentasi pribadi

Nama ajolote (kadang ditulis axolote) berasal dari nama axolotl dalam bahasa Nahuatl (salah satu bahasa daerah di Meksiko) yang artinya 'monster air'. 

Menurut catatan Fray Bernandino de Sahagun (1547-1577), dalam mitologi Nahuatl, Xolotl adalah seorang dewa. Ia saudara kembar dewa Quetzalcatl. 

Xolotl menolak kematian. Utuk menghindar dari kematian itu, ia melarikan diri dari sang pencabut nyawa, kemudian ia mengubah dirinya menjadi tanaman jagung, lalu menjadi tanaman maguey, dan terakhir menjadi axolotl.

Namun, berdasarkan kepercayaan penduduk, menurut cerita para orang tua, axolotl berasal dari seorang wanita yang meminta menjadi ikan, karena menolak menikah dengan seorang laki-laki yang tidak ia cintai. 

Suatu hari ia pergi mencuci baju ke sungai. Dia sana ia berdoa sambil menyebut "axotitla, axotitla", maka berdatanganlah berbagai jenis hewan amfibi. Tak berapa lama kemudian ia pun menjadi ajolote, masuk ke dalam sungai, lalu pergi bersama hewan-hewan air lainnya.

Bagi Meksiko, ajolote merupakan binatang amfibi yang menjadi salah satu simbol budaya mereka. 

Pada masa imperium Aztek, ajolote dianggap hewan suci, karena dipercaya sebagai penjelmaan dewa Xolotl. 

Kisah tentang Xolotl dan Axolotl dicatat dalam mitologi Meksiko. Banyak penulis tenar Meksiko yang mengangkat cerita mengenai amfibi yang satu ini, di antaranya Salvador Elizondo, Juan Jose Arreola, Octavio Paz, dan Jose Emilio Pacheco. Bahkan penulis Argentina Julio Cortazar dan penulis Amerika Serikat Frank Herbert pun pernah bercerita tentang ajolote.

Imej ajolote dalam uang kertas 50 pesos Meksiko.
Imej ajolote dalam uang kertas 50 pesos Meksiko.

Apakah ajolote sama dengan salamander? 

Untuk menjawab pertanyaan ini, ada baiknya kita membedakan penggunaan nama salamander yang merujuk pada jenis spesies atau keluarga yang berbeda. 

Sebut saja salamander1, yang bernama lengkap salamander harimau, yang merujuk pada spesies ambystoma tigrinum, yang dikategorikan ke dalam genus ambystoma dan keluarga ambystomatidae. 

Jadi, perbedaan antara ajolote dan salamander harimau ada pada jenis spesiesnya, karena keduanya dikategorikan ke dalam genus ambystoma.

Sebut yang lain salamander2, yang bernama lengkap salamander api, yang merujuk pada spesies salamandra salamandra, yang dikategorikan ke dalam genus salamandra dan keluarga salamandridae. 

Salamander ini berbeda keluarga dengan salamander sebelumnya yang dikategorikan ke dalam keluarga ambystomatidae. Namun, keduanya (juga tentu ajolote) dikategorikan ke dalam ordo caudata.

Ajolote Meksiko. Foto: dokumentasi pribadi.
Ajolote Meksiko. Foto: dokumentasi pribadi.

Sebut yang lain lagi salamander 3, yang merujuk pada nama umum salamander yang diberikan kepada ajolote, ketika masuk ke dalam fase dewasa dan mengalami metamorfosis. Ia akan berubah menjadi semacam salamander dan hidup di darat. 

Tidak semua ajolote akan mengalami metamorfosis ini, karena hanya terjadi pada ajolote yang mengalami stres. 

Benar, mereka juga bisa stres. Misalnya, sebagai akibat dari adanya perubahan temperatur air yang sangat besar atau polusi air. 

Stres yang dialami ajolote menyebabkan ia kehilangan insangnya dan berubah menjadi semacam salamander untuk dapat bertahan hidup di dalam lingkungan itu dan di darat.

Jika mereka tidak mengalami stres, proses metamorfosis tidak akan terjadi, dan mereka akan terus bertahan hidup seperti dalam fase larva (neoteni; selalu muda), karena mereka tidak memiliki hormon tiroid. Ini adalah salah satu keunikan yang dimiliki ajolote, yang berbeda dengan katak atau salamander yang pasti harus meninggalkan fase larva, ketika beranjak dewasa.

Keunikan lain yang dimiliki ajolote ada pada sistem "pernapasannya" yang dilakukan dengan berbagai cara. 

Sebenarnya kata "bernapas" kuranglah tepat, sebab yang sebenarnya terjadi adalah pertukaran gas. 

Selain menggunakan mulut, kulit, dan paru-parunya, ajolote bernapas dengan "tanduknya", yang sebenarnya adalah insang. Namun, dengan empat cara bernapas itu, ajolote menjadi sangat rentan terhadap keadaan air.

Ajolote Meksiko. Foto: dokumentasi pribadi.
Ajolote Meksiko. Foto: dokumentasi pribadi.

Selain itu, ajolote sangatlah rentan terhadap beberapa jenis bakteri, di antaranya aeromona hydrophila (yang menyerang sistem pernapasan), pseudomona fluorescens (yang menyerang kulit), dan escherichia coli (yang menyerang sistem pencernaan dan kulit). 

Itu sebabnya, jika kita memelihara ajolote, setiap kali akan memberinya makanan, sebaiknya dilakukan disinfektan (dengan metronidazol, misalnya).

Ajolote adalah hewan karnivora. Untuk ajolote yang dibudidayakan, makanan yang diberikan umumnya cacing atau daging ayam atau sapi segar. Namun, ia juga hewan kanibal. Itu sebabnya, ketika anak-anak ajolote lahir, harus dipisahkan dari ajolote-ajolote dewasa.

Temperatur air yang ideal untuk mereka berkisar 15-20C. Kalau mau mengganti air aquarium, sebaiknya air yang baru disiapkan dengan mendiamkannya selama satu hari satu malam, untuk memastikan airnya baik. Ajolote yang sehat akan selalu berada di dasar air dan insangnya terus berdiri. 

Di Meksiko saat ini diperbolehkan memelihara ajolote, dengan catatan harus legal, dengan membelinya di tempat yang telah ditentukan dan diregistrasi. Ini merupakan salah satu upaya untuk membudidayakan ajolote agar tidak punah. Namun, jika ajolote tersebut beranak, anak-anak ajolote tersebut harus diregistrasi.

Jika ingin membeli ajolote, sebaiknya ketika ia sudah berumur di atas dua bulan. Anak-anak ajolote yang belum mencapai umur dua bulan sangat rentan dan mudah mati. 

Setelah mereka berumur lebih dari dua bulan, tubuhnya mulai kuat. Ketika dewasa, panjang tubuhnya bisa mencapai 30 cm. Ajolote bisa hidup sampai umur 15 tahun.

Ajolote Meksiko. Foto: dokumentasi pribadi.
Ajolote Meksiko. Foto: dokumentasi pribadi.

Keuikan lain, yang paling membuatnya dikenal, adalah kemampuannya untuk melakukan regenerasi bagian tubuhnya, dari kaki sampai ekor, bahkan organ jantung dan otak. Misalnya, jika kakinya putus, ia akan memiliki kaki yang utuh kembali dalam waktu kira-kira 3 bulan. Ini benar-benar terjadi, seperti yang kita lihat dalam film-film.

Regenerasi merupakan kemampuan yang luar biasa yang dimiliki ajolote, yang menyebabkan banyak pihak tertarik untuk menelitinya. 

Pada tahun 1804 Alexander von Humboldt membawa ajolote ke Eropa untuk diteliti.  Ia membawa dua ekor ajolote ke Paris dan diserahkan kepada Georges Cuvier, pendiri studi anatomi komparatif dan paelontologi Prancis.

Ajolote Meksiko. Foto: dokumentasi pribadi.
Ajolote Meksiko. Foto: dokumentasi pribadi.

Karena kemampuan melakukan regenerasi ini, sejak dahulu ajolote diburu orang, dijadikan makanan dan obat tradisional. 

Mereka percaya bahwa sifat regeneratif yang dimiliki ajolote mampu mengobati berbagai macam penyakit.

Kemampuan melakukan regenerasi yang dimiliki ajolote ini juga menjadi objek penelitian para ilmuwan. Misalnya, sejak beberapa waktu yang lalu, Badan Nasional Penelitian Kanker Spanyol yang berpusat di Madrid meneliti kapasitas regenerasi ajolote untuk menemukan cara untuk dapat memperbaiki jaringan yang rusak dari dalam tubuh itu sendiri. 

Di Meksiko sendiri, Pusat Studi dan Penelitian Lanjut, Institut Politeknik Nasional, sejak sepuluh tahun yang lalu telah membentuk Unit Genomik Tingkat Lanjut untuk meneliti ajolote. 

Mudah-mudahan ajolote menjadi harapan untuk pengobatan penyakit kanker, sebab ia hewan satu-satunya di dunia ini yang memiliki kemampuan melakukan regenerasi.

Mexico City, 15 Februari 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun