Mohon tunggu...
Mohammad Djaya Aji Bima Sakti
Mohammad Djaya Aji Bima Sakti Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Life is your choice :)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Telaah Teori Islamisasi Pengetahuan Kontemporer Menurut Syed Naquib Al Attas dan Faruqi

21 Oktober 2019   10:00 Diperbarui: 21 Oktober 2019   12:50 929
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Yang pertama, ia beranggapan bahwa harus diadakan sebuah pengisoliran atau pemisahan ilmu yang ada dari konsep-konsep Barat yang tidak sesuai dengan Islam. Kemudian memasukkan elemen dasar dari Islam guna melengkapi ilmu tersebut dan mengembalikan nilai-nilai ke-Islamannya. Ia mengatakan :

"...the process of Islamization of Contemporary knowledge consists of two majors steps. First, isolation of Western elements and key consepts from existing body of knowledge and secondly, the infusion of Islamic elements and key concepts into it."

Melihat penjelasan Al-Attas diatas, langkah pertama yang disebutnya adalah menghilangkan dan memisahkan ilmu dari doktrin Barat,  dalam hal ini ia menjelaskan kembali elemen dan konsep yang perlu untuk dilakukan isolir tersebut. Setidaknya terdapat 4 elemen dan konsep dalam hal ini yaitu sekularisme, dualism, humanisme dan juga seluruh bentuk kejadian yang mempengaruhi ilmu kemanusiaan. 

Baginya keempat hal ini adalah kunci yang harus dipecahkan terlebih dahulu dalam ilmu Barat, kemudian baru memasukkan elemen Islam seperti Tauhid, sifat dasar manusia, agama dll.

Selain itu Al-Attas menegaskan bahwa, proses penyatuan elemen Islam kedalam ilmu kontemporer tidak akan mampu berjalan maksimal jika didalam ilmu tersebut masih terdapat keempat elemen yang tidak mencerminkan nilai ke-Islaman diatas.  Jika hal itu dilakukan, maka Islamisasi yang dihasilkan tidaklah mampu menjadikan ilmu tersebut kembali ke jalur Islam yang sebenarnya, karena masih bercampur elemen yang diciptakan Barat tersebut.

Dalam merumuskan konsep serta metodologi Islamisasi setiap ilmuwan yang didalamnya pasti memiliki landasan dan tujuan. Dalam hal ini Al-Attas menyebutkan bahwa Islamisasi mampu menjadi benteng dan pelindung bagi muslim dunia dari jalan ilmu yang salah yang berada dibawah kuasa skeptisisme dan sekularisme.  

Ia menegaskan bahwa Islamisasi ilmu pengetahuan akan mengarahkan manusia pada ilmu yang benar yang berada dibawah konsep Tauhid sebagai landasan utamanya. Selain itu, Al-Attas juga berasumsi bahwa Islamisasi ini mampu menciptakan suasana kehidupan yang lebih kondusif dan penuh rasa kedamaian.

Teori Islamisasi Al-Faruqi

Definisi Islamisasi    

Sedikit berbeda dengan Al-Attas, Ismail Raji Al-Faruqi memberikan sebutan yang lain bagi Islamisasi, ia menyebut Islamisasi dengan Islamization of Modern Knowledge. Namun meski berbeda dalam penyebutan kedua tokoh saling menekankan satu aspek utama yaitu Islamisasi yang ditujukan pada keilmuwan yang berkembang dengan hegemoni sekuler Barat.

Namun disisi lainnya ia senada dengan Al-Attas, perihal sebuah ilmu. Faruqi menganggap bahwa ilmu yang ada tidak pernah bersifat netral, karena bagi Faruqi ilmu tersebut dipaksakan netral karena adanya hegemoni sekuler Barat. Sejatinya ilmu tersebut tidak berdasarkan pada realitas yang terjadi pada diri manusia, ilmu dalam hal ini dianggap bebas dari nilai sehingga mampu diterapkan pada seluruh aspek kehidupan manusia.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun