Mohon tunggu...
Suhadi Rembang
Suhadi Rembang Mohon Tunggu... Guru Sosiologi SMA N 1 Pamotan -

aku suka kamu suka

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Rekayasa Sosial Budaya Ruang Kelas Kita

18 Juni 2017   13:33 Diperbarui: 18 Juni 2017   13:43 1623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: ekazai.files.wordpress.com

1.Rekayasa Alat Musik Nusantara Dalam Ruang Kelas Kita

Menjadikan ruang kelas menjadi pentas alat musik tradisional bangsa Indonesia. Sudah saatnya pembelajaran kita hadirkan dengan memulai petikan alat musik tradisi. Begitu indah ruang kelas kita, jika itu semua terjadi. Ruang kelas kita benar-benar menjadi milik kita, bukan ruang kelas yang dikendalikan oleh perkakasan tekonologi import yang cenderung menguras devisa kita. Selain itu, alat musik tradisi dapat menjadi media pembelajaran pada mata pelajaran yang relvan. Misal, dalam pembelajaran fisika, kita dapat menggunakan media sasando untuk memahami bunyi-bunyian. Tentu bukan semata-mata bunyi-bunyain yang meninabubukkan para siswa. Namun bunyi-bunyian yang membangunkan daya pikir kritis kita untuk tetap merajut bunyi kesatuan dan persatuan.

2.Rekayasan Tarian Adat Nusantara Dalam Ruang Kelas Kita

Lantas bagaimana menggunakan materi tarian adat menjadi bagian dari kurikulum ruang kelas sekolah kita? Kita sadari atau tidak, kita dilahirkan menjadi bangsa yang penuh dengan talenta seni. Namun dalam pembelajaran di kelas, kita selalu malu-malu mengakui hal tersebut dengan bukti bahwa pentas tarian tradisi nusantara sangat langka menghiasi dinamika pembelajaran di ruang kelas sekolah kita.  

Kita sungguh tidak mengakui walaupun banyak jurusan ilmu sosial menjadi pilihan para siswa kita, namun ragam keilmuan yang kita berikan, belum memberi warna dan karakter masyarakat Indonesia. Untuk itu, ruang kelas kita harus kita ambil alih. Ini kelas milik kita. Ini para siswa adalah generasi penerus kita. Jadi sudah saatnya, ragam tarian tradisi yang penuh makna ini menjadi  karakter kita dalam bersikap dan bertindak. Sudah saatnya ragam tarian tradisi menjadi media dalam menghantarkan materi pembelajaran di kelas. 

Sudah saatnya pembelajaran kita memberi ruang dalam membedah apa yang termaktup dalam tarian tradisi milik kita. Secara fungsional, tarian tradisi dapat kita pentaskan di ruang kelas kita menjadi wujud ekspresi senang, keprihatinan, kedewasaan, kesetiakawanan sosial, hingga ketaataan menjadi bangsa yang religius sekaligus berjiwa seni yang mapan. Secara teknis, tarian tradisi dapat kita pentaskan pada mata pelajaran seni, olahraga, moment pertemuan wali murid, moment pelepasan siswa, peringatan nasional, moment penjaringan siswa baru, hingga partisipasi pentas seni pada kegiatan sosial budaya pada masyarakat di sekitar sekolah itu berada. Dengan demikian, tarian tradisi tidak hanya kita miliki di atas kertas saja. Melalui tindakan tersebut, tarian tradisi menjadi milik kita. Kita miliki karena kita kuasai.  

3.Rekayasa Rumah Adat Dalam Ruang Kelas Kita

Secara umum bahan dasar rumah adat nusantara adalah berbahan kayu, batu, tanah bakar, dan dedaunan kering. Selebihnya adalah berbahan pasir dan sedikit pasak besi untuk penguat saja. Dengan iklim tropis dan kaya akan tumbuhan dan batuan, sebenarnya bahan baku bangunan kelas bercitarasa rumah adat nusantara, adalah sesuatu yang sangat mudah diwujudkan. Kita punya hutan luas yang kayunya dapat kita gunakan untuk bahan utama bangunan kelas kita. Tinggal keberanian dan pilihan kita saja, alasan yang untuk memupuskan rencana besar ini, sifatnya hanya mengada-ada. Modal sosial kita dalam mewujudkan bangunan kelas bernuansa rumah adat pun luar biasa besarnya. Setiap sekolah benar-benar akan menjadi milik masyarakat, karena para tukang rumah adat dapat dilibatkan sedemikian rupa. Terlebih, corak rumah adat nusantara adalah ramah bencana. Tentu lebih sedikit resiko rusak karena fenomena gempa. Untuk itulah, model rumah adat nusantara dapat kita gunakan secara formal untuk bangunan ruang kelas kita.

Dengan aristektur rumah adat pada ruang kelas kita, semua suku bangsa yang sekolah, seakan-akan dirumahnya sendiri. Para siswa tidak lagi berkendala shock-kultur yang ditandai sulit beradaptasi dalam pembelajaran mereka. Selain itu, sekolah kita dapat menjadi ruang-ruang kelas yang penuh dengan nasionalisme, kesetiakawanan nasioanal, hingga mimpi-mimpi indah dalam memuliakan semua manusia yang ada di sekolah. Sekolah kita menjadi rumah kita, yaitu rumah bangsa Indonesia.

4.Rekayasa Busana Adat Dalam Ruang Kelas Kita

Lantas bagaimana memanfaatkan busana adat nusantara yang luhur ini dalam dinamika ruang kelas sekolah kita? Secara teknis, penggunaan busana adat disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah masing-masing. Tanpa menghapus seragam sekolah yang ada, busana adat dapat digunakan menjadi seragam sekolah secara situasional. Contoh pada hari tertentu, siswa diharapkan menggunakan pakaian adat secara beragam. Tanpa ada paksaan, para siswa dibebaskan memililh busana adat mana yang disukainya. Dengan demikian, maka akan terwujud keragaman busana adat yang dikenakan para siswa, tentu termasuk pada gurunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun