Mohon tunggu...
Suhadi Rembang
Suhadi Rembang Mohon Tunggu... Guru Sosiologi SMA N 1 Pamotan -

aku suka kamu suka

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Rekayasa Sosial Budaya Ruang Kelas Kita

18 Juni 2017   13:33 Diperbarui: 18 Juni 2017   13:43 1623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: ekazai.files.wordpress.com

3.Kekayaan Rumah Adat Kita

Ragam kekayaan yang sungguh berharga adalah rumah adat nusantara. Sungguh unik jika dalam ruang kelas kita, dipayungi oleh ragam rumah adat nusantara. Sungguh istimewa jika bangunan utama sekolah kita adalah petanda dari karakter rumah adat dari masing-masing dimana sekolah tersebut berdiri. Namun pada kenyataannya sungguh berbalik. Bangunan kelas kita semakin jauh dan perlahan menjauh dari model bangunan rumah adat nusantara. Entah mengapa hal ini terjadi.

Apakah hal ini dipengaruhi oleh pejabat sekolah atau hingga para pemangku kebijakan pendidikan nasional Indonesia. Tidak satupun standar operasional prosedur dalam membangun ruang kelas kita, melibatkan arsitektur rumah adat nusantara. Seakan semua seiya sekata, yang penting bangunan tersebut menyerupai ruangan kelas eropa, dipandang sudah menjadi sekolah yang ramah dari segalanya. Yang penting sesuai dengan rancangan anggaran pembangunan, maka berdirilah ruang sekolah kita.

Sungguh sangat indah jika sebuah sekolah menjadi laboratorium rumah adat nusantara. Secara struktur, melalui pemerintah dan macam produk hukum yang ada, bangsa Indonesia sangat mudah memiliki sekolah berbangun rumah adat nusantara. Semua bentuk rumah adat nusantara dapat kita pilih dan pilah sesuai ketersediaan bahan baku yang ada. Mulai dari rumah adat aceh, balai batak toba, rumah rakit, rumah rakit, rumah gadang,rumah selaso jatuh kembar, rumah panggung, nuwo sesat, rumah limas, bubungan limas, joglo, kasepuhan, rumah pewaris, rumah bentang, rumah panjang, rumah lamin, banjar, mamasa loko, bolaan mongondow, rumah sauraja, laikas, tongkonan, rumah natah, loka samawa, mosa logitana, rumah baileo, hingga rumah honai, dapat kita adopsi untuk model ruang kelas sekolah kita. 

Urusan bagaimana model arsitekturnya, ini menjadi menjadi daya tarik tersendiri. Dengan model ruang kelas berbasis rumah adat, setidaknya sekolah kita telah menjadi ruang diskusi kebangsaan, karena sekolah telah melepaskan diri dari ego kesukubangsaan. Dengan model sekolah yang demikian, inilah yang sebenarnya menjadi sekolah rujukan standar nasional. Bukan sebaliknya, bangunan sekolah kita cenderung milik bangsa luar, hanya semata-mata mengejar sekolah rujukan hingga berstandar internasional.

4.Kekayaan Pakaian Adat Kita

Selanjutnya adalah ragam pakaian adat yang dimiliki masyarakat nusantara kita. Pakaian adat merupakan busana identitas yang biasanya dikenakan saat berinteraksi satu sama yang lain. Selama ini pakaian adat lebih kental kental saat acara pernikahan berlangsung. Selepas dari moment-moment tersebut, pakaian adat nusantara jarang dikenakan. Mengingat pakaian adat adalah salah satu kekayaan bangsa Indonesia, dimana pakaian adat telah berposisi dan berperan penting dalam membangun karakter bangsa Indonesia, maka pakaian adat nusantara sangat strategis digunakan untuk busana seragam sekolah kita. 

Bukan berarti merendahkan seragam sekolah saat ini yang memiliki semangat kesetaraan, namun perlu diingat bahwa merawat Negara Kesatuan Republik Indonesia dapat melalui pengenalan pakaian adat nusantara sejak dini. Hanya saja kita cenderung sudah nyaman dengan dalih kesetaraan terhadap pengenaan seragam sekolah saat ini. Terlebih bahan busana seragam sekolah saat ini telah berelasi dengan lembaga bisnis konfeksi, dan telah menjadi komoditas bisnis pihak-pihak sekolah di negeri nusantara saat ini.

Kita punya apa? Kita punya busana adat yang anggun seperti busana adat sulawesi tenggara, sulawesi tengah, dan busana adat DKI Jakarta. Kita punya busana yang artistik seperti busana adat  sumatera selatan, jambi, lampung, bali, dan busana adat kalimantan,. Kita punya busana adat yang heroik seperti busana adat papua barat, papua, kalimantan utara, kalimantan tengah, kalimantan timur, dan busana adat kalimantan barat. Kita punya busana yang simbolik seperti busana adat jawa tengah, DI Yogyakarta, dan busana adat jawa barat. Dan kita juga punya busana yang adaptif seperti busana adat madura, riau, kepulauan riau, dan masih banyak karakteristik busana adat yang dimiliki nusantara ini. Ragam busana adat ini sungguh kaya untuk refensensi busana sekolah anak-anak kita.

Jika kita berani membuka diri dengan kekayaan busana adat kita, kita tidak akan kehilangan kekayaan busana adat kita. Kita tidak lagi dihegemoni dengan pemodal konfeksi dan tren fashion yang kerap kali kapitalis dan meminggirkan kekayaan lokalitas bangsa kita ini. Tren  fashion para siswa kita sungguh telah dikendalikan oleh tren fashion yang jauh dari filosofi busana nusantara. Sehingga dengan memberanikan diri menggunakan busana adat nusantara kita, maka sama halnya kita telah menghormati dan manghargai, dan yang lebih penting telah mengenalkan nilai-nilai sosial budaya yang agung yang bersemayang dalam busana adat nusantara.

B.Rekayasa Ruang Kelas Kita

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun