Mohon tunggu...
Erwin Dharmawan
Erwin Dharmawan Mohon Tunggu... Freelancer - Ajari saya cara menulis yang baik

Bekerja untuk mendapatkan sesuap nasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cerita "Kambing"

25 Oktober 2020   20:51 Diperbarui: 25 Oktober 2020   21:06 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Samarinda, 25 Oktober 2020

Sekitar lima tahun yang lalu, saya bersama rekan menikmati nasi goreng Kambing yang terkenal di sekitaran Ibu Kota Jakarta. Enak dan gurih, bikin pengen nambah dan kembali lagi. Dengan hidangan nasi goreng dicampur beberapa potong daging kambing, dihidangkan bersamaan dengan krupuk dan acar timun, kami menikmati hidangan tersebut. Eh jangan lupa, ditambah satu porsi sate kambing juga.

Dibalik cerita kenikmatan hidangan tersebut, menurut beberapa orang bisa membawa malapetaka bagi penikmatnya, diantaranya kolesterol, atau penyakit darah tinggi beserta teman-teman lainnya.

Dulu ketika, penulis masih di sekolah dasar selalu di panggil kambing oleh teman-teman, karena ketika pagi hari jarang mandi, apalagi cuaca sedikit dingin, maklum dikampung, cuacanya dan iklimnya masih seger, alih fresh.  Kambing sih biar tidak pernah mandi tetap mahal dan menghidupkan beberapa keluarga peternak dikampung waktu itu. Entah kenapa disamakan dengan kambing.

Dari cerita turun temurun, kambing menyukai air terkena ditubuhnya, namun kambing tetap minum air.

Alkisah, diceritakan oleh Nenek Penulis.  Pada zaman dahulu kala, didunia perbinatangan terciptalah berbagai macam binatang, termasuk satu diantaranya adalah Kambing. Setiap hari para binatang tersebut bermain bersama, berenang, mendaki gunung, kehutan dan melakukan berbagai kegiatan yang menyenangkan. 

Namun disuatu waktu, para binatang ini kehujanan ketika sedang mendaki sebuah gunung, tempat yang menjadi favorit mereka untuk mencari makan.  Semua merasa senang dengan turunnya hujan. 

Namun, menurut kambing, hujan bisa mendatangkan penyakit batuk pilek, sehingga dia menyingkir dari hujan tersebut untuk mencari tempat perlindungan.  Nah, sejak saat itu, kelakuan kambing ini menjadi anekdot dikalangan perbinatangan.  Ketika hujan, kalau ada binatang yang berlindung akan diolok, Dasar Kambing.

Dizaman Nabi Ibrahim, Kambing telah menyelamatkan hidup manusia.  Karena dengan digantinya Kambing sebagai kurban Manusia, maka tradisi menyembelih manusia hilang, diganti dengan binatang Kambing ataupun yang sama.

Jadi, menurut penulis, Kambing merupakan binatang istimewa yang dikirim ke dunia untuk dinikmati.

Selamat Makan olahan daging Kambing......, biar tidak suka mandi, tetapi tetap mahal dan enak dinikmati.

-ed

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun