Mohon tunggu...
Ervina Damayanti
Ervina Damayanti Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Semoga artikel saya bermanfaat

Dengan menulis, kita jadi lebih berkembang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mari Kita Ketahui Perkembangan Sosial Emosional AUD (Anak Usia Dini)

16 September 2021   19:10 Diperbarui: 16 September 2021   19:13 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jika kita membahas mengenai emosi, maka setiap insan manusia bakal mengatakan bahwa dirinya pernah merasakannya. Setiap insan manusia berekspresi kepada keadaannya. Hidup manusia sangatlah kaya akan pengalaman emosional. Hanya saja ada yang sangat kuat dorongannya, kemudian adapula yang sangat rendah dorongannya sehingga ekspresinya tidak kelihatan. 

Ekspresi emosi bakal kita ketahui pada setiap usia dimulai dari bayi hingga orang dewasa, entah itu laki-laki atau perempuan. Contohnya ketika ada seorang anak tertawa lepas ketika melihat ayahnya menepuk perutnya yang besar dengan ketukan yang berirama atau ketika kita melihat seorang anak yang berusia satu tahun menangis karena mainannya direbut oleh temannya. 

Bagi seorang anak, ekspresi emosi ini lebih mudah diekspresikan melalui kondisi fisik anak tersebut. Contohnya ketika ada anak berusia satu tahun menangis ketika dia merasa kesakitan atau merasa tidak nyaman. Namun, apabila anak tersebut ditanyai tentang "mengapa ia merasa sakit?" Anak tersebut akan kesulitan untuk mengungkapkan perasaannya melalui bahasa verbal. 

Contoh-contoh kejadian di atas menunjukkan gambaran emosi seseorang. Jadi yang dimaksud dengan emosi adalah perasaan yang ada dalam hati kita, bisa berupa perasaan baik atau tidak baik, senang atau tidak senang. 

Berdasarkan pengertian tersebut kita bisa mengerti bahwa emosi merupakan suatu keadaan yang kompleks, bisa berupa perasaan atau getaran batin yang ditandai dengan perubahan biologis yang muncul menyertai terjadinya suatu perilaku. 

Lalu bagaimana proses terjadinya emosi dalam diri seorang manusia? 

1. Elisitor : tekanan berupa peristiwa atau situasi. Misalnya ketika ada peristiwa banjir bandang. 

2. Reseptor : kegiatan di pusat sistem saraf, setelah indra menerima rangsangan dari luar. Dalam hal ini mata melihat peristiwa banjir bandang maka mata berfungsi sebagai indra penerima stimulus atau reseptor awal. Setelah mata menerima reseptor awal, kemudian melanjutkan rangsangan tersebut ke otak sebagai pusat sistem saraf. 

3. State : perubahan spesifik yang terlihat dalam aspek fisiologi. Setelah rangsangan sampai otak maka otak mengolah dan menejerjemahkan stimulus tersebut kemudian menyebarkan kembali stimulus yang sudah diolah tadi menuju berbagai bagian tubuh lainnya yang terkait sehingga terjadilah perubahan fisiologis, seperti tekanan darah naik, jantung berdebar keras, badan tegang atau terjadi perubahan pada hormon yang lainnya. 

4. Ekspresi : terjadinya perubahan di daerah yang bisa diamati, seperti pada wajah, suara, badan atau tindakan yang didorong dengan perubahan fisiologis. Misalnya, mulut terbuka, otot wajah mengencang, badan tegang, dan suara keras berteriak. 

5. pengalaman : interpretasi atau persepsi individu dalam kondisi emosionalnya. Dengan pengalaman individu dalam mengolah dan merasakan perasaannya sebagai rasa stres, takut, ngeri, dan terkejut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun