Mohon tunggu...
ervika handayani
ervika handayani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

Mengajar sejak 2009 dan menyukai cerita-cerita fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kelemahanmu Semangatku

26 Juli 2022   08:00 Diperbarui: 26 Juli 2022   08:13 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pagi itu, matahari tak bersinar seperti biasanya. Aku melihat ke arah pintu, hujan masih turun dengan derasnya. Kulirik jam di tangan kiriku yang sudah menunjukan pukul 07.00 WIB. 

"Aku bisa terlambat kalau terus menunggu hujan berhenti." Bisikku dalam hati. 

Aku mengambil jas hujan dan segera mengenderai sepeda motorku menuju sekolah. Aku harus berangkat ke sekolah meski hujan sangat deras, aku teringat janjiku pada siswa-siswaku bahwa hari ini aku akan mengajak mereka belajar dengan model pembelajaran Course Review Horay lagi.

Aku masih sebulan mengajar di kelas tersebut, anak-anak masih sangat antusias dan semangat menerimaku sebagai guru barunya. Siswa masih penasaran saat aku mengatakan kepada mereka bahwa aku akan mengajar dengan model pembelajaran. Sehingga aku berusaha untuk tidak terlambat.

Sesampainya di sekolah, aku bergegas menuju kelasku yang terletak di belakang kelas IIIA. Anak-anak menyambutku dengan gembira, kuberikan senyuman termanisku sembari mengayunkan tanganku memberi mereka kode untuk masuk ke kelas. Anak-anak malah mengejarku dan memberi salam sambil memasuki kelas.

Kelas VB memang terkenal super ribut dibandingkan kelas VA, dikarenakan jumlah siswa laki-laki 3 kali lebih banyak dari siswa perempuan yang hanya 6 orang. Aku memang harus mengajar ekstra di kelas tersebut. Namun aku beruntung, aku diberikan suara yang besar sehingga aku tidak begitu kewalahan dengan suara anak-anak yang terkadang lebih besar dari suaraku.

Selasai berdoa, tanpa menunggu perintah dariku anak-anak langsung membuka buku matematika. Mereka tak henti-hentinya menanyakan bagaimana model pembelajaran yang kumaksud. Tanpa menunggu lama, aku langsung memulai pembelajaran dengan model Course Review Horay. Aku menjelaskan langkah-langkah yang harus mereka ikuti. Saat pembelajaran aku benar-benar merasakan hal berbeda dari biasanya. Siswaku begitu serius saat kuberikan soal diskusi kelompok. Dan hal yang paling mereka tunggu-tunggupun tiba, bagi kelompok yang jawabannya benar mereka akan menyanyikan yel-yel.

Aku benar-benar tak menduga, aku berpikir anak-anak akan kesulitan untuk menciptakan yel-yel, ternyata tidak. Mereka dengan semangat menyanyikan yel-yel kelompok. Namun, diantara kegembiraan hatiku, tiba-tiba mataku menangkap sosok mungil yang duduk di kelompok kedua. Ketika teman-temannya gembira dengan pembelajaran hari ini, aku melihat sosok yang dari  tadi asyik sendiri dengan pulpen di tangannya.

"Apa yang dilakukan Deni?" Ucapku di dalam hati.

Dari tadi aku merasa bahwa hari ini pembelajaran yang kulakukan pasti menyenangkan, ternyata ada satu siswaku yang tak mempedulikanku. Aku mendekati Deni. 

"Deni sedang apa, Nak?" Tanyaku pada Deni. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun