Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jingga yang Membawa Luka

12 April 2024   06:30 Diperbarui: 12 April 2024   06:43 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ryan langsung saja berbicara pada Rin tentang kisah masa lalu tanpa ragu yang juga dianggap Jo sebagai nostalgia keduanya. Sehingga, baik Jo maupun Rin membalasnya dengan bahasa tubuh yang ringan dan penuh tawa.

Ryan setelah melihat respon mereka biasa saja dan akrab, justru pikirannya melayang bahwa keduanya hanya teman biasa, dan ini seolah membuka peluang bagi dirinya untuk mencoba kembali menjalin cerita bersama Rin seperti dulu.

Setelah panjang lebar bicara di depan cafe itu, Jo dan Rin lalu mengajak Ryan untuk masuk dan menempati tempat duduk yang sudah mereka pesan jauh-jauh hari.

Di meja yang ada di sudut sebelah kiri, mereka bertiga berbincang, baru akhirnya Jo menyampaikan bahwa cafe ini tempat pertama kalinya ia dan Rin berjumpa, dan sore ini keduanya merayakan tanggal pernikahan yang ketiga.

Dikatakannya lagi, buah hatinya yang pertama ada bersama kakek dan neneknya.

"Mudah-mudahan anak yang kedua menyusul. Rin sudah hamil lagi, " Jo mengabarkan senang pada Ryan yang ditimpali anggukkan kepala Rin sungguh-sungguh seraya tersenyum bahagia.

Ryan mencoba senang dengan kabar itu. Selanjutnya ia hanya mendengarkan semua kisah keduanya hambar.

Suasana senja di cafe yang terbuka ini membuatnya menoleh ke arah langit di mana jingga yang ada di sana seakan kembali membawa luka bagi dirinya.

Dan ia tau kehadirannya di sini sudah tidak berarti lagi. Ryan pun meninggalkan keduanya seraya berharap bisa bertemu mantan-mantannya kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun