Ryan langsung saja berbicara pada Rin tentang kisah masa lalu tanpa ragu yang juga dianggap Jo sebagai nostalgia keduanya. Sehingga, baik Jo maupun Rin membalasnya dengan bahasa tubuh yang ringan dan penuh tawa.
Ryan setelah melihat respon mereka biasa saja dan akrab, justru pikirannya melayang bahwa keduanya hanya teman biasa, dan ini seolah membuka peluang bagi dirinya untuk mencoba kembali menjalin cerita bersama Rin seperti dulu.
Setelah panjang lebar bicara di depan cafe itu, Jo dan Rin lalu mengajak Ryan untuk masuk dan menempati tempat duduk yang sudah mereka pesan jauh-jauh hari.
Di meja yang ada di sudut sebelah kiri, mereka bertiga berbincang, baru akhirnya Jo menyampaikan bahwa cafe ini tempat pertama kalinya ia dan Rin berjumpa, dan sore ini keduanya merayakan tanggal pernikahan yang ketiga.
Dikatakannya lagi, buah hatinya yang pertama ada bersama kakek dan neneknya.
"Mudah-mudahan anak yang kedua menyusul. Rin sudah hamil lagi, " Jo mengabarkan senang pada Ryan yang ditimpali anggukkan kepala Rin sungguh-sungguh seraya tersenyum bahagia.
Ryan mencoba senang dengan kabar itu. Selanjutnya ia hanya mendengarkan semua kisah keduanya hambar.
Suasana senja di cafe yang terbuka ini membuatnya menoleh ke arah langit di mana jingga yang ada di sana seakan kembali membawa luka bagi dirinya.
Dan ia tau kehadirannya di sini sudah tidak berarti lagi. Ryan pun meninggalkan keduanya seraya berharap bisa bertemu mantan-mantannya kembali.