Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Comot Saja Bahagia Itu Meski Cuma Sekali

2 Agustus 2022   22:53 Diperbarui: 2 Agustus 2022   22:54 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kebahagiaan itu boleh jadi ada pada suatu keluarga

Bukan oleh karena kaya atau melarat secara materi

Bukan pula oleh karena sengaja dicari-cari

Kebahagian itu bahkan secara alami hadir, dan menyebar secara tidak sembunyi-sembunyi

Pada diri  masing-masing orang yang dapat tercurahkan dengan cara yang berbeda

Orang atau lelaki juga seorang ayah, akan terkejut ketika tiba di muka pintu selepas pulang kerja di tanggal muda

Tiba-tiba anak balita pertama akan membuka kedua tangannya lebar-lebar menyambut dengan pelukan

Lalu adiknya, terlihat asik menari-menari di ruang tamu sembari menyanyikan lagu kesukaan sang ayah dengan terbata-bata

Apa yang bakal dirasakan sang ayah?

Tentu saja akan terhibur dan lepas sementara dari pundak kokohnya sejuta, bahkan lebih beban

Juga istrimu tersenyum di situ tanpa harus memaksakan diri untuk segera meminta jatah belanja bulanan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun