Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Arwah Gentayangan

16 Januari 2021   23:32 Diperbarui: 26 Januari 2021   14:37 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak hari ke-7 hingga sekarang, kampung itu sepi sekali pada malam hari, atau selepas waktu isya.  Hal ini terjadi karena ada  tetangga mereka yang sedang hamil lima bulan telah meninggal dunia karena sakit.  

Di kampung sini kemudian tidak lagi ada keramaian yang biasa terlihat di tiap sudut jalan. Orang-orang lebih memilih diam di dalam rumah.

Mereka hanya menghabiskan waktu esoknya untuk kemudian saling berbisik satu sama lain, kalau-kalau ada cerita yang menghebohkan. Mereka sebagian pernah mendengar cerita dari tetangga, atau teman, bahwa tiap orang hamil yang wafat dalam keadaan hamil, akan gentayangan.

Malah katanya, ada rumah yang diketuk pintunya tapi pas dibuka tiada sesuatu pun terlihat. Lain lagi cerita yang didengar mereka, ada perempuan berjubah putih sedang menggendong bayi di bawah pohon. Bayinya menangis hingga terdengar ke tiap sudut rumah di kampung ini ketika dulu.

Yang lain ada yang cerita juga ketika penjual nasi goreng yang hendak menuju acara organ tunggal di kampung sebelah, dihentikan dagangannya untuk dibeli.

Namun usai selesai dilayani, penjual itu terkejut sebab uang untuk membayar hanya sehelai daun kelor. Seketika ia berlari meninggalkan gerobaknya.  

Sementara dari para orang tua mengisahkan lebih seram lagi, bahwa perempuan yang sedang hamil lalu meninggal dunia, akan beranak di dalam kubur. Kemudian para pencinta perdukunan biasanya menggali makam itu untuk dicuri sedikit kain kafannya sebelum 40 hari.

Namun istri penjual sekoteng, Minah tidak menghiraukan cerita yang didengarnya. Meski perempuan yang meninggal itu adalah tetangga di samping kediamannya. Ia tetap membantu suaminya menyiapkan bahan-bahan makanan yang akan dijualnya selepas isya. Karena memang ini mata pencaharian keluarga mereka.

Karena cerita itu ia minta kepastian pada suaminya.

"Akang, pernah melihat setan?"

"Pertanyaan aneh."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun