"Identitas itu apa ibu?"
"Jati diri, Nak. Engkau akan seperti pohon jati yang berderet-deret memagari  negeri ini."
Kelak engkau akan berdiri, dan berbaris dengan tegak bersama benderamu ini. Bersama juga teman-temanmu sebaya. Ibu mesti terus ingatkan bahwa jangan sekali-kali melupakan apa yang telah para pejuang korbankan untuk tanah air ini. Engkau harus gapai cita-citamu setinggi langit, dan sekolah untuk cerdas dan pandai.
"Kelak aku akan sekolah tinggi, ibu."
"Semoga saja, Nak."
Kelak juga engkau akan peroleh apa yang kau mau untuk menjadi cerdas, dan pandai. Negeri ini akan terus hidup, dan ada sepanjang hayat. Kecuali pemerintahan yang terus bergulir, dan berganti  sepanjang demokrasi ada di negeri ini.
"Demokrasi apa, ibu?"
"Sudah ya, Nak. Ibu juga harus mencari tahu lagi demokrasi itu apa."
Kelak engkau pun akan mempelajari hal semacam itu. Entah di bangku sekolah, maupun di dalam kehidupanmu di masyarakat. Kelak jika engkau tumbuh, dan besar juga akan lebih mendalami arti semua itu di negeri majemuk ini.
"Aku akan pelajari itu semua, ibu."
"Harapan ibu demikian anakku."