Siapa tak kenal buah yang satu ini? bentuknya yang unik serta wanginya yang menyengat tentu saja menarik siapapun yang melihatnya.Yah itulah buah durian ! Di beberapa daerah yang saya tahu, seperti Banten (Rangkasbitung, Pandeglang, Baduy, Serang), Sumatera (Lampung, Palembang, Medan) dan Kalimantan, durian menjadi buah favorit untuk dinikmati bareng keluarga, temen2 kongkow atau sekedar untuk melepas lelah.
Kebetulan waktu ke Lampung, saya membeli beberapa buah durian sebagai oleh-oleh. Saking senangnya, saya dan keluarga tak peduli masalah harga yang penting langsung dibeli dan segera diamankan ke mobil.
Buah Durian yang kami beli
Sesampainya di rumah, dengan tak sabaran kami buka ritual belah duren diawali dengan membuat secangkir kopi pahit cap ayam jago (kopi andalan di rangkasbitung). Satu per satu kami pilih untuk segera disantap. Buah pertama yang kami pilih ternyata tidak manis. Kecewa memang ! Yang kedua belum matang ! kecurigaan mulai menyeruak di hati saya, jangan-jangan kami telah tertipu. Dan ternyata perasaan itu benar adanya, semua buah durian yang kami beli ternyata produk gagal !
Umpatan kami tujukan sama penjual durian tersebut, namun apa lacur, toh si penjual takkan mendengar dan kami telah tertipu. Setelah berkonsultasi (ceritanya bertanya sama pedagang durian di Rangkasbitung), ada beberapa tips untuk membeli buah durian. Pedagang itu berfilosofis, lihat-pukul-cium.
1. Lihat
Yang pertama dilihat adalah bentuknya. Biasanya yang tak benar-benar bulat mengindikasikan durian itu manis. Pun juga dilihat bawahnya, kalau sedikit basah maka dia benar-benar matang bahkan kelewat masak (baca : busuk). Selain itu, liat batang di atas buah durian, apabila tidak rata maka dia telah matang di atas sedangkan kalau rata berarti dia dipaksakan dipetik untuk dikarbit.
2. Pukul
Salah satu ciri durian yang telah matang adalah bunyi tung tung tung bila kita pukul pakai benda tumpul. Analogi suaranya mirip bunyi perut kita yang lagi kembung hehehe.
3. Cium
