Mohon tunggu...
Catatan Lepas
Catatan Lepas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis buku "Lara Jasad" (2023) & "Melayat Mimpi" (2023)

Hanya ingin mengabadikan kisah lewat aksara

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Patriotisme Memicu Perang?

7 Februari 2022   20:53 Diperbarui: 7 Februari 2022   21:02 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Republika.co.id

Kita seharusnya tidak pernah membiarkan cinta kita kepada orang-orang sebangsa kita sendiri menghalangi cinta yang lebih besar dari sesama kita. Dunia lebih besar dari negara mana pun di dalamnya. Ini yang disebut dengan kosmopolitanisme. 

Martha Nussbaum berpendapat bahwa cita-cita yang sering dikaitkan dengan patriotisme, keadilan dan kesetaraan akan lebih baik dilayani oleh cita-cita lain yaitu cita-cita kosmopolitan, orang yang kesetiaannya kepada komunitas manusia di seluruh dunia.

Dalam sejarah Amerika, mungkin contoh kosmopolitanisme yang paling terkenal adalah Thomas Paine. Anak-anak sekolah biasanya belajar sesuatu tentang Paine's Common Sense, sebuah pamflet yang membangkitkan dan menyatukan orang Amerika awal dalam penentangan mereka terhadap aturan Inggris. 

Dia, tampaknya, seorang patriot yang luar biasa. Tetapi siswa jarang mendengar apa yang dia tulis dalam The Age of Reason, di mana dia menyatakan dirinya sebagai warga dunia dan menyatakan komitmennya untuk "melakukan keadilan, kasih sayang, dan berusaha untuk membuat sesama makhluk bahagia.

Sungguh luar biasa bahwa karyanya tulisan-tulisannya berperan penting dalam mendorong revolusi dan menginspirasi generasi pemikir non-kekerasan. Akal sehat Paine secara luas dikagumi, tetapi gagasannya tentang nirkekerasan dan kosmopolitanisme sering dikutuk.  

Bertahun-tahun kemudian, Theodore Roosevelt menggambarkannya sebagai "ateis kecil yang kotor." Bahkan hingga saat ini, sikap yang disebut kosmopolitanisme sering disamakan dengan anti-Amerikanisme dan antipatriotisme. Nussbaum lalu menambahkan, "menjadi warga dunia seringkali merupakan usaha yang sepi (a lonely business).

Nel Noddings mempunyai harapan besar untuk mendamaikan konsmopolitanisme dan patriotisme. Ada empat yang harus diberi perhatian lebih dalam upaya ini kepedulian terhadap kedudukan di dunia, kebanggaan pada warisan, kebanggaan pada prinsip-prinsip yang menjadi dasar negara, dan kecintaan terhadap tanah air. Bisakah cinta tempat berkontribusi pada patriotisme yang sehat?

Yang dimaksudkan dengan kedudukan atau posisi di dunia adalah keinginan untuk tetap menjadi yang nomor satu. Ada semacam keinginan untuk mendapat pengakuan dari publik bahwa tidak ada negara yang lebih hebat darinya.

Ini menjadi bahaya ketika ada negara yang berkonflik dengan negara yang memegang prinsip ini maka jalan paling mungkin untuk berdamai adalah perang. 

Kecintaan kepada negara membuatnya memilih jalan yang mengandalkan kekerasan. Selain itu, kecintaan kepada tempat atau tanah sebagai sumber kehidupan menjadi alasan kuat dalam berperang.

Patriot sering rela berjuang dan mati untuk tempat tertentu yang mereka identifikasi sebagai negara mereka. Kecintaan patriotik terhadap tempat tampaknya bersifat universal; tempat yang dicintai dikaitkan dengan rasa memiliki. Ini adalah tempat saya (kami) dan saya harus melindunginya dari orang luar yang akan mengambil atau mengubah sifatnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun