Mohon tunggu...
Ersa Ghaidsa Tinaya Shofa
Ersa Ghaidsa Tinaya Shofa Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta - Pengembangan Masyarakat Islam - FDIKOM

Mahasiswa Semester 2, Hobi Badminton

Selanjutnya

Tutup

Film

Bid'ah dalam Dakwah: Studi Kasus Film Walid dan Fenomena Keagamaan Menyimpang

9 April 2025   14:20 Diperbarui: 9 April 2025   14:30 1568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://id.images.search.yahoo.com/search/images;_ylt=AwrKARWIG_Znc8kpSArNQwx.;_ylu=c2VjA3NlYXJjaARzbGsDYnV0dG9u;_ylc=X1MDMjExNDczMzAwNQRfcgMyBGZyA21j

Dakwah merupakan sarana utama dalam menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat. Namun, dalam perkembangannya, terdapat praktik dakwah yang menyimpang dari ajaran Islam yang murni. Salah satu bentuk penyimpangan yang sering terjadi adalah bid'ah, yaitu inovasi dalam ajaran agama yang tidak memiliki dasar dalam Al-Qur'an dan Hadis. Film Walid dari Malaysia menjadi salah satu media yang menggambarkan bagaimana penyimpangan dalam dakwah dapat terjadi dan dampaknya terhadap umat.

Sinopsis dari Film Walid (Bidaah)

Drama Bidaah mengisahkan tentang Baiduri, seorang gadis muda yang berasal dari keluarga sangat taat beragama. Ibunya memaksanya untuk bergabung dengan Jihad Ummah, sebuah kelompok keagamaan yang dipimpin oleh Walid Muhammad, seorang pria karismatik. Awalnya, ajaran kelompok ini tampak religius, tetapi seiring waktu, Baiduri mulai merasakan adanya praktik-praktik yang menyimpang dari ajaran Islam, seperti pernikahan paksa dan kewajiban untuk patuh sepenuhnya kepada pemimpin.

Ketika Hambali, putra Walid yang baru kembali dari Yaman, menyadari bahwa ajaran kelompok tersebut telah menyimpang, ia bekerja sama dengan Baiduri untuk mengungkap kebenaran dan melindungi anggota keluarga serta masyarakat dari pengaruh negatif sekte tersebut. Drama ini menyoroti perjuangan Baiduri dan Hambali dalam melawan ajaran sesat serta pentingnya berpikir kritis dalam beragama.

Film Walid sebagai Cerminan Dakwah dan Penyimpangan
Film Walid adalah film asal Malaysia yang mengangkat isu perdagangan anak dan pendidikan Islam. Dalam film ini, digambarkan bagaimana seorang guru berusaha menyelamatkan anak-anak dari eksploitasi yang dilakukan oleh sekelompok orang yang mengatasnamakan agama. Kasus dalam film ini memperlihatkan bagaimana dakwah yang seharusnya menjadi media kebaikan justru dapat disalahgunakan oleh pihak tertentu untuk kepentingan pribadi atau kelompok.

Adegan dalam drama ini juga sempat menjadi viral di media sosial, khususnya saat Walid meminta pengikutnya untuk membayangkan wajahnya sebagai bentuk kepatuhan. Kalimat "Pejamkan mata, bayangkan muka Walid" menjadi meme dan bahan diskusi di kalangan netizen, yang menyoroti bagaimana manipulasi dalam sekte dapat terjadi. Selain itu, terdapat pula adegan ketika Walid mengutarakan keinginannya terhadap salah satu pengikut wanitanya, yang semakin menegaskan bagaimana ajaran menyimpang dapat disamarkan dalam kedok keagamaan. Drama Bidaah sendiri membawa pesan penting tentang keberanian melawan ajaran yang menyesatkan, dan berpikir kritis dalam menjalani kehidupan beragama.

Fenomena Dakwah yang Menyimpang
Selain gambaran dalam film Walid, realitas di lapangan juga menunjukkan berbagai bentuk penyimpangan dalam dakwah. Beberapa di antaranya adalah:

  1. Dakwah dengan Hiburan Berlebihan
    Beberapa kelompok dakwah menggunakan musik, tarian, atau atraksi lain yang berlebihan dalam pengajiannya. Hal ini tidak hanya mengurangi kesakralan dakwah, tetapi juga berpotensi menjadikan dakwah sebagai ajang hiburan semata tanpa memberikan pemahaman agama yang benar.
  2. Pemanfaatan Agama untuk Keuntungan Pribadi
    Beberapa tokoh agama memanfaatkan popularitasnya untuk mencari keuntungan finansial, bahkan ada yang sampai menyebarkan ajaran yang tidak sesuai dengan Al-Qur'an dan Hadis demi kepentingan pribadi atau kelompoknya.
  3. Pengajian yang Mengandung Unsur Syirik atau Khurafat
    Penyimpangan lain yang sering terjadi dalam dakwah adalah praktik-praktik yang mengarah pada syirik, seperti meminta berkah dari benda-benda tertentu atau meyakini sesuatu yang tidak diajarkan dalam Islam.

Dampak Penyimpangan Dakwah terhadap Umat
Penyimpangan dalam dakwah dapat berdampak negatif terhadap masyarakat. Beberapa dampak yang mungkin terjadi antara lain:

  • Umat menjadi bingung dalam memahami ajaran Islam yang benar.
  • Munculnya aliran-aliran sesat yang menyesatkan masyarakat.
  • Hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap ulama dan lembaga dakwah.

Pelajaran yang Bisa Diambil
Dari fenomena yang terjadi, ada beberapa pelajaran yang bisa kita ambil:

  1. Pentingnya Ilmu dalam Dakwah
    Seorang dai harus memiliki pemahaman yang benar tentang ajaran Islam sebelum berdakwah agar tidak menyebarkan informasi yang keliru.
  2. Kritis dalam Menerima Informasi Keagamaan
    Umat Islam harus lebih selektif dalam menerima ajaran agama, terutama dari media sosial atau tokoh agama yang kurang kredibel.
  3. Menjaga Kemurnian Dakwah
    Dakwah harus tetap berlandaskan Al-Qur'an dan Hadis tanpa mencampurkannya dengan praktik-praktik yang tidak memiliki dasar syariat.

Kesimpulan
Dakwah seharusnya menjadi sarana untuk menyebarkan ajaran Islam yang benar sesuai dengan tuntunan Al-Qur'an dan Hadis. Film Walid memberikan gambaran tentang bagaimana penyimpangan dalam dakwah dapat terjadi dan berdampak buruk pada masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi setiap dai dan umat Islam untuk memahami dakwah yang sesuai dengan ajaran Islam agar tidak terjebak dalam praktik bid'ah dan penyimpangan lainnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun