Ada empat film lain yang disutradarainya, yakni Musim Bunga di Selabintana (1951), Dr. Samsi (1952), Nelajan (1953), dan Dewi dan Pemilihan Umum (1954). Film yang terakhir itu adalah film yang bertepatan dengan pemilihan umum pertama pada 1955.
Di usia yang relatif baru bagi sebuah negara yang baru meredeka, di tengah dominasi laki-laki, bahwa ada perempuan yang menjadi sutradara, sungguh pencapaian yang layak.
Laci arsip itu sudah dibongkar. Harum nama Ratna Asmara mulai tersebar. Apresiasi besar buat para penggagas, periset, pegiat, pemerhati film yang ikut dalam upaya penting ini.
Semoga semangat terus terjaga demi menyelamatkan fakta historis. Masih banyak laci yang macet, yang isinya entah bagaimana kondisinya. ***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI