Mohon tunggu...
ERRY YULIASIAHAAN
ERRY YULIASIAHAAN Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis, guru, penikmat musik dan sastra

Menyukai musik dan sastra.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Telur Bercerita" dan Paskah

18 April 2023   04:28 Diperbarui: 18 April 2023   05:14 784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Telur Bercerita". (Foto: Erry Yulia Siahaan/Dokumentasi pribadi)

Dalam khotbahnya, Pdt. Dr. T. Hutahaean menceritakan makna Paskah. Juga mengapa secara tradisi ada telur dalam perayaan Paskah.

Telur merupakan representasi dari kehidupan baru dan kelahiran kembali. Pemaknaan ini menjadi salah satu pertanyaan yang dilombakan dalam perayaan tersebut.

Dalam sejarahnya, banyak simbolisme untuk perayaan Paskah, yang tidak ada dalam Alkitab, seperti kelinci paskah dan telur paskah. Sama halnya dengan telur, kelinci juga melambangkan janji awal yang baru dan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus.

Tradisi kelinci Paskah diyakini berasal dari Jerman pada abad ke-17. Menurut legenda, kata media Diario AS, seekor kelinci bertelur. Telur itu disembunyikannya di rerumputan untuk ditemukan oleh anak-anak selama musim Paskah. Imigran Jerman membawa tradisi ini ke Amerika Serikat pada abad ke-18, di mana tradisi ini dipopulerkan dan berkembang menjadi kelinci Paskah yang kita kenal sekarang.

Saat agama Kristen tumbuh di Eropa pada abad ke-1, muncul adaptasi perayaan untuk agama baru tersebut, termasuk cangkang telur yang dipandang sebagai simbol makam tempat Yesus muncul, sedangkan telur itu sendiri melambangkan kehidupan baru.

Permainan menyembunyikan dan mencari telur paskah adalah kebiasaan sejak dulu sebagai perayaan untuk hidup baru, juga titik balik musim semi. Telur dihias seindah mungkin, kemudian diberikan sebagai hadiah untuk melambangkan kelahiran kembali alam setelah musim dingin. Tradisi ini menjadi populer dan akhirnya diadopsi di banyak budaya di dunia.

Dalam sejarahnya, khususnya di Inggris, orang saling memberi telur sudah sejak berabad-abad. Konon, pada abad pertengahan, masyarakat dilarang makan telur selama 40 hari masa Prapaskah. Pada hari Minggu Paskah, mereka menyantap telur, khususnya bagi masyarakat miskin yang tidak mampu membeli daging.

Masyarakat memberikan telur kepada gereja sebagai persembahan Jumat Agung. Penduduk desa juga sering memberikan telur sebagai hadiah kepada tuan tanah pada hari Paskah. Bahkan, kata English Heritage, para bangsawan terlibat. Pada 1290, misalnya, Edward I membeli 450 telur, yang dihias dengan warna atau daun emas dan diberikan kepada keluarganya.

Dewasa ini, kabarnya Inggris memerlukan 80 juta telur untuk perayaan Paskah setiap tahunnya.

Mitos

Ada juga mitos seputar telur Paskah. Contohnya, telur yang diletakkan pada hari Jumat Agung bisa berubah menjadi berlian jika disimpan selama 100 tahun. Jika seseorang memiliki dua kuning telur, itu pertanda segera menjadi kaya. Beberapa orang mengira, telur yang dimasak pada Jumat Agung dan dimakan pada Minggu Paskah meningkatkan kesuburan dan mencegah kematian mendadak. Sudah menjadi kebiasaan bagi orang-orang untuk memberkati telurnya sebelum memakannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun