Mohon tunggu...
Erniwati
Erniwati Mohon Tunggu... ASN Yang Doyan Nulis dan Makan, Penyuluh Hukum Kanwil Kemenkum NTB

Traveling dan dunia tulis menulis adalah hal yang paling menyenangkan. Memberi manfaat kepada masyarakat melalui edukasi adalah hobby.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Tradisi Uang Jajan untuk Anak Sekolah, Wajibkah?

16 Oktober 2025   13:42 Diperbarui: 16 Oktober 2025   15:47 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak-anak bermain di jam olahraga. (Sumber: dokumentasi pribadi)

Ketika anak saya yang paling kecil pernah bertanya, "ma, kenapa mas tidak boleh jajan di sekolah? temen-temen mas semua bawa duit, 5 ribu sampe 20rb," celotehnya di dapur sembari menemani saya masak. 

Saya jawab dengan enteng "coba hitung berapa nilai bekal yang mama kasi". Dan saya tak bercanda ketika mengajaknya menghitung bersama. Dia pun manggut-manggut mengerti. Tentu saja dengan penjelasan saya, bahwa Jika mereka beli makanan pun atau jajan di luar tidak terjamin kebersihan dan kadar nutrisinya.

Nah kalau bicara dampak tradisi uang jajan ini, saya harus adil tentunya. Artinya harus saya sebutkan dulu dari dua sisi, yaitu negatif dan positifnya berikut ini:

1. Aspek Pendidikan

Tradisi uang jajan sebenarnya dapat melatih tanggung jawab anak dalam mengatur keuangannya sendiri secara mandiri. Ia akan belajar bagaimana cara menggunakan uang jajan dengan bijak. Namun sisi negatifnya, bagi sebagian besar anak yang tidak mendapat teladan yang baik soal pengelolaan uang, mereka jadi boros dan konsumtif.

Bahkan tak jarang, mereka menganggap bahwa uang jajan itu kewajiban orangtua yang wajib selalu harus dipenuhi. Sehingga jika ingin pemberian uang jajan ini berdampak positif, orangtua harus pintar mengarahkan dan memberi contoh.

2. Aspek Sosial

Dari aspek sosial, pemberian uang jajan dapat meningkatkan kepercayaan diri anak dalam berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Namun jika anak tidak diajari bijak dalam menggunakannya, maka potensi rasa iri dan gengsi pun dapat merusak si anak sendiri.

Masalahnya kebanyakan anak, tidak diajari bagaimana menghargai uang. Tidak dijelaskan bahwa untuk dapat membeli sesuatu yang mereka inginkan, mereka harus berusaha dulu. 

3. Aspek Kesehatan

Pemberian uang jajan juga dapat menambah energi anak saat di sekolah, apalagi yang boarding school atau yang jam sekolah hingga sore hari. Namun potensi mereka membeli makanan tidak sehat dan kurang bersih pun semakin terbuka lebar.

Hal ini karena biasanya anak-anak tidak dibekali dengan pengetahuan jenis makanan yang baik dan sehat. Apalagi edukasi dari rumah tangga atau orangtua terkait pentingnya memilih jenis makanan yang sehat, atau bijak membeli makanan di luar masih sangat minim.

Selain itu, realitanya tidak semua anak juga dibekali uang jajan. Ada yang tak dibekali karena kesadaran orangtua akan pentingnya kesehatan, ada yang karena ketidakmampuan. Nah MBG menurut saya adalah solusi bagi mereka yang memang membutuhkan. Lalu apakah setelah ada MBG, uang jajan jadi tak harus diberikan?

Tak Ada Uang Jajan, Tak Masalah

Tak ada uang jajan sebenarnya tak masalah, namun kembali lagi harus dilihat situasi dan kondisi si anak sendiri dan pola asuh orangtuanya. Contoh, untuk anak-anak yang sekolah dan belajar cuma setengah hari, maka MBG saja menurut saya masih cukup. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun