Sesuai dengan nilai-nilai jurnalisme optimis (Sukmono & Junaedi, 2018) fungsi edukasi pada media menjadi aspek utama, misalnya dengan memberikan edukasi tentang menjaga kebersihan agar terhindar dari virus corona, memberikan pernyataan tentang pasien-pasien yang sudah sembuh, dan semacamnya. Jurnalisme optimis juga harus bisa mengedepankan data dan fakta terutama di tengah-tengah kondisi yang mengkhawatirkan ini.
Gejala Psikosomatis
Jika masyarakat terus terpapar dengan berita-berita hoax dan meresahkan, maka bisa berefek panjang pada kesehatan masyarakat lainnya, yaitu gejala psikosomatis Gejala psikosomatis ini menurut dr. Andri, SpKj bisa terjadi jika manusia mengalami sesak nafas setelah membaca berita tentang corona.
Kondisi tersebut terjadi saat pikiran mempengaruhi tubuh sehingga muncul keluhan fisik. Hal tersebut terjadi karena pusat rasa cemas (amygdala) menjadi terlalu aktif bekerja.
Tubuh juga akan memproduksi zat adrenalin yang dapat menyebabkan denyut jantung meningkat, sesak nafas, dan sakit kepala. Maka dari itu, harus ada kerjasama antar media dan pembacanya untuk sama-sama memberikan “porsi” yang secukupnya terkait berita-berita virus corona yang beredar. Jika banyak dari kita merasakan gejala tersebut ada baiknya untuk mengurangi berita negatif di media sosial atau televisi.
Pun, media juga tetap berkewajiban memberikan berita-berita yang positif untuk membantu meningkatkan optimisme di tengah masyarakat. Upaya harus selalu dilakukan, pun optimisme juga harus selalu dibangktikan.