Tantangan lainnya adalah dalam hal pelayanan pelanggan. Sebagai penjaga toko, Aqzal juga harus siap menghadapi berbagai karakter pembeli. "Ada yang datang dengan terburu-buru, ada yang banyak bertanya, ada yang menawar. Tapi kami dilatih untuk tetap sabar, tersenyum, dan melayani dengan sopan," ucapnya.
Kunci untuk mempertahankan pelanggan, menurut Aqzal, adalah kejujuran dan pelayanan yang ramah. Ia mengatakan bahwa manajemen toko selalu menekankan pentingnya senyum, sapa, dan sopan dalam melayani setiap konsumen. "Kami diajarkan untuk mengutamakan etika, dan itu menjadi nilai yang saya pribadi pelajari juga dari kampus, tentang bagaimana menjaga adab dalam muamalah," jelasnya.
Kejujuran juga menjadi prinsip penting yang diterapkan di Kedai Sesay. Dalam proses transaksi, harga selalu transparan dan produk yang dijual diberikan sesuai dengan kualitas dan kondisi sebenarnya. Dengan prinsip tersebut, banyak pelanggan yang merasa nyaman dan akhirnya menjadi pelanggan tetap.
Menariknya, di balik kesibukannya menjaga toko, Aqzal tetap menjalani perannya sebagai mahasiswa di Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga. Ia harus pintar-pintar membagi waktu antara kuliah dan bekerja. "Biasanya saya ambil shift malam atau pagi, tergantung jadwal kuliah. Untungnya, kerja di sini juga fleksibel dan ada jadwal bergilir," tuturnya.
Bagi Aqzal, bekerja di toko sayur bukan sekadar mencari penghasilan, tetapi juga menjadi bentuk pembelajaran hidup. Ia belajar mengenai tanggung jawab, ketekunan, dan pentingnya amanah dalam pekerjaan. "Ilmu itu bisa datang dari mana saja. Di toko ini saya belajar banyak, termasuk bagaimana berinteraksi dengan orang, manajemen waktu, dan kejujuran dalam bekerja," tambahnya.
Di akhir wawancara, Aqzal menyampaikan harapannya agar Kedai Sesay semakin dikenal masyarakat, dan UMKM seperti ini bisa terus berkembang. "Saya berharap usaha seperti Kedai Sesay bisa menjadi contoh bahwa toko sayur pun bisa dikelola secara profesional, bersih, dan modern," katanya.
Ia juga berpesan kepada mahasiswa lain atau anak muda yang sedang mencari pengalaman kerja, agar tidak malu memulai dari pekerjaan sederhana. "Tidak harus selalu kerja kantoran dulu. Dari menjaga toko sayur, saya belajar banyak hal yang tidak saya dapat di ruang kuliah," tutupnya.
Kedai Sesay 24 Jam, dengan operasionalnya yang konsisten dan pelayanan yang jujur, bukan hanya memenuhi kebutuhan harian masyarakat, tetapi juga membuka ruang belajar dan pengalaman hidup bagi generasi muda seperti Aqzal. Di tengah tumpukan sawi, tomat, dan kentang, Aqzal menemukan makna tanggung jawab dan arti kerja keras dalam sunyi yang bermakna.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI