Mohon tunggu...
Erna Suminar
Erna Suminar Mohon Tunggu... Dosen - Pembelajar, sederhana dan bahagia

# Penulis Novel Gerimis di El Tari ; Obrolan di Kedai Plato ; Kekasih yang tak Diinginkan ; Bukan Cinta yang Buta Engkaulah yang Buta. Mahasiswa Program Doktor Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sumba

8 Juni 2013   06:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:22 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Untuk sebuah siang di Tambolaka, aku ingin memejamkan mata. Sampai aku dapat melupakan, seluruh debu-debu rasa yang tumpah dengan genangan air mata di Kodi Utara.

Anak-anak bertelanjang dada dengan ingus yang mengering tanpa sempat terseka.Untuk lelaki yang duduk-duduk sambil tertawa dengan bilah-bilah golok di pinggang di antara para perempuan yang bekerja. Jika saja engkau dapat meraba, di sini mereka tengahmenenun luka.

Aku belum sepenuhnya terjaga dari lorong waktu ke masa lalu, di tanahmu, wahai Sumba. Di antara kuda-kuda yang menghentak-hentak kaki menjadikannya deru debu ke udara. Pikiranku ada di antara rerumputan padang savanna yang belum juga sempat mengurai cahaya. Cahaya yang semestinya membuat mata semua terbuka.

____

Catatan :

Catatan :
Tambolaka : Sebuah bandara di Waitabula, Sumba Barat.
Kodi Utara : sebuah kecamatan di Sumba Barat Daya
Lelaki Sumba ke mana-mana selalu membawa golok.
Selain kuda, dan peninggalan megalitikum, Sumba terkenal dengan kain tenunnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun