Mohon tunggu...
Erna Manurung
Erna Manurung Mohon Tunggu... Penulis - Sedang bermukim di kampung halaman (Serang, Banten)

Senang menulis hal Ikhwal masalah-masalah kesehatan jiwa, sesekali jalan-jalan di sekitar rumah lalu melaporkannya ...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Cerita-Panjang] Kala Usia Senja Tiba #2

13 Juni 2021   08:00 Diperbarui: 13 Juni 2021   08:04 7545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
id.depositphotos.com

Pondok Usia Indah memiliki 100 kamar, terbagi dalam 25 unit. Setiap unitnya terdiri dari 4 kamar, satu ruangan besar yang berfungsi sebagai ruang tamu sekaligus ruang makan, dapur dan kamar mandi umum. Setiap kamar dihuni oleh 2 orang. Dua orang ini ada yang single, ada juga yang pasangan suami istri. Dari cerita Astry, ada sekitar 20 lansia yang berjodoh di sini. Kalau akhirnya menikah, mereka tinggal dalam satu kamar.

Tante Linda yang ia lihat kemarin di ruang tamunya, melakukan aktivitas yang sama. Duduk sambil memandangi lapangan dari pintu yang terbuka. Seluruh unit rumah Pondok Usia Indah dibuat dalam posisi mengelilingi halaman rumput yang cukus.p lua Halaman ini banyak fungsinya. Kebanyakan dipakai oleh anak-anak lingkungan sekitar untuk bermain sepakbola. Beberapa instansi juga kerap menggunakannya untuk outbond.

Perempuan paruh baya itu duduk dengan tongkat yang bersandar pada lengan kanannya. Lestari masuk ke sana dan mengucapkan salam.

"Sore tante, sendirian saja?" sapanya membuka percakapan.

Yang disapa tidak menjawab, hanya menoleh sekilas, kemudian kembali menatap nanar ke arah luar.

Lestari duduk di sebelah perempuan yang masih tampak cantik itu. Rambutnya ikal sebahu, kulitnya kuning cerah. Pakaiannya pun tampak modis, meski bentuknya tidak pernah berubah dari sebelum-sebelumnya; daster. Perempuan itu bergeming ketika Ibu Sari dan suaminya, Pak Mijan tertawa-tawa di depan kamar mereka. Lestari merasa bahwa pasangan suami-istri yang tinggal bersama perempuan-perempuan single kurang tepat. Mengapa yayasan tidak mengatur agar pasangan yang menikah serumah dengan yang menikah juga? Ah, besok aku mau melihat berkas, gumam Lestari.

"Tante, tidak ada keluarga dari Ambon yang datang ke sini?" tanya Lestari.

Terdengar dengusan nafas.

Dari data medis yang sempat dipelajari minggu lalu, kaki tante Linda lumpuh sebelah, tapi masih bisa berjalan dengan bantuan tongkat. Tidak jelas apa penyebab kelumpuhannya. Yang pasti, ketika 4 tahun lalu ia diantar ke sini oleh keluarganya, keadaannya sudah demikian. Tapi yang masih mengganjal dalam pikiran Lestari adalah, mengapa wanita usia 52 tahun dibawa ke tempat ini? Tante Linda sama sekali belum menjadi Oma. Dia bisa toh, tinggal bersama keluarganya?

Kalau menilik status perkawinannya, memang sudah menjanda. Apakah dia punya anak? Oke, besok aku tanyakan ke Astry.

"Tante, nggak mau ikut saya besok jalan-jalan?" Lestari menawarkan ajakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun