Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dua Pertanyaan Ulang tentang Narkoba

10 Juni 2023   10:33 Diperbarui: 13 Juni 2023   20:07 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Narkoba (Sumber gambar: detik.com)

Melalui konsekuensi dan daya tarik khusus obat terlarang, dimana jejak dan tanda kebenaran berdiri sejajar dalam persepsi dan fakultas intelektual. Konsekuensi dan daya tarik khusus obat terlarang menyisakan kecanduan atau kesenangan paling nyata, jelas dan berbeda. Kausalitas khusus nampak memiliki hak untuk dipertimbangkan sebagai jejak dan tanda yang dihubungkan dengan persepsi. 

Kehadiran obat terlarang yang menciptakan kecanduan dan kesenangan yang dipersepsikan setelah ia menggunakan teori medis dengan definisi yang sudah ada. Konsekuensi dan kausalitas khusus yang menarik diri dari tengah-tengah tatanan ilmiah sebagai wujud dari rezim kebenaran.

Lalu, apakah kita belum dapat berpikir? Bagaimana mungkin kita mengatakan tentang jejak dan tanda yang jelas dan berbeda, bahwa persepsi dokter bisa berfungsi dalam rumah sakit jiwa berdasarkan pengetahuan psikiatrisnya? Dimanakah alur kausalitas khusus yang dimiliki obat terlarang menurut kesenangan menginvestasi dirinya secara langsung melalui sistem persepsi? Membuat perbedaan dapat diatasi dengan persepsi tentang apa yang berhubungan pada hasrat atau kesenangan tanpa terburu-buru dan juga tanpa membingungkan.

Tetapi, persepsi atas benda-benda dapat berfungsi sejauh daya tarik yang sama dalam ruang pengetahuan menjadi jejak dan tanda. Yang diperhitungkan bagi kita bukan fakultas intelektual, melainkan bagaimana ilmu pengetahuan menguji dan memverifikasi penanda kecanduan obat terlarang. 

Singkatnya, konsekuensi dan kausalitas khusus dari obat terlarang ada dalam ruangnya sendiri. Hanya satu persepsi atau jejak dan tanda bersama benda-benda yang menyertai obat-obat terlarang yang ditandai.

Dari situlah, konsekuensi dan daya tarik khusus dari Narkoba. Ia melipatgandakan jejak dan tanda di antara benda-benda yang ditandai bersama tatanan medis dan psikiatri. Suatu penanda kecanduan obat terlarang dipertajam dengan pengetahuan tentangnya melalui persepsi tertentu.


Jika dihubungkan konsekuensi dengan kausalitas khusus yang dimiliki oleh sejenis obat-obat terlarang, apa yang terjadi dalam psikiatri? Pada satu sisi, kausalitas khusus dibantu oleh persepsi nampak bagi kita sebagai sesuatu yang sangat aneh. Sisi lain, jelaslah bahwa persepsi internal, seperti persepsi eksternal, tidak mampu mengakhiri konsekuensi untuk menghilangkan Narkoba tatkala ia melibatkan kecepatan sensasi kecanduan. Persepsi kolektif pada rumah sakit jiwa tidak lebih persepsi dari rumah sakit lainnya.

Karena itu, kecepatan untuk menikmati obat-obat terlarang dan sejenisnya diiringi kecepatan produknya yang menerobos ruang pemeriksaan psikiatri. Satu jenis persepsi meliputi lebih dari satu kecepatan sensasi kecanduan obat-obat terlarang dan sejenisnya. 

Obat terlarang dengan kecanduan sebagai penanda tidak cukup bagi tanda untuk menjadi bagian dari persepsi. Ia harus dibedakan dengan persepsi lain. Tanda kecanduan atau kesenangan tidak dapat dipisahkan pada konsekuensi, ruang dimana kausalitas khusus dan persepsi tidak pernah menjadi jelas. Karena tanda hasrat atau kesenangan yang ‘jelas’ dan ‘nyata’ tidak perlu sama sekali diuji kebenarannya.

Seseorang juga telah mencoba menunjukkan pada mereka, bahwa tidak hanya perlu untuk ujian kebenaran yang dibentuk oleh konsekuensi hasrat pada Narkoba. Tidak perlu percaya pada kebenaran di luar persepsi. 

Hasrat melibatkan persepsi menjadi ambang batas antara kausalitas khusus dan penjelasan dokter. Sosok dokter berfungsi sebagai psikiatris dengan menyediakan pertanyaan tentang apa konsekuensi dan daya tarik khusus dari obat terlarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun