Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Alarm Terdengar Jauh Sebelum Resesi Global

11 Januari 2023   18:15 Diperbarui: 11 Januari 2023   20:44 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada saat tertentu, tema pembicaraan tentang utang negara di tanah air kita tidak begitu aktual. 

Sebagian orang menganggap biasa-biasa saja, karena dimaklumi ada alasan pembenaran terjadi di masa-masa sebelumnya.

Setiap rezim kuasa negara masing-masing tampil di atas panggung menghadapi situasi yang berbeda dengan rangkaian pilihan orientasi, cara, dan langkah-langkah yang memang tidak mudah untuk membebaskan negara kita dari beban utang.

Sebagian yang lain membuatnya tidak mampu tersenyum gembira. Sesungguhnya kita akan meninggalkan pertanyaan yang menjurus pada sesuatu. 

Siapa yang memulai suatu permulaan? Siapa yang bertanggungjawab dari permasalahan yang kita hadapi?

Kita akan menempuh cara yang berbeda dengan menggali kuburan kita sendiri, jika anak bangsa saling berhadap-hadapan hingga berlarut-larut tanpa diketahui dimana ujung pangkalnya. 

Marilah menatap masa depan kita, apapun keadaannya, sambil belajar secara sungguh-sungguh tentang peristiwa yang telah berlalu!

Agaknya di sini kita tidak perlu lagi meniupkan terompet 'hari pembalasan'. Bisa dikatakan, dimana-mana kita berkeluh kesah, yang sesungguhnya tidak ada gunanya untuk memecahkan permasalahan. 

Bagi yang mengikuti perkembangan Indonesia, perbedaan suasana dari orang-orang, ada yang satu menyantai dan yang lain menegang menanggapi permasalahan utang, jika ia dianggap sebuah permasalahan.

Semuanya itu bukanlah sejenis pertentangan, melainkan sesuatu yang plural. 

Paling penting sekarang, bagaimana mengikatkan seluruh anak zaman pada sebuah simfoni kehidupan, bukan kehidupan di bawah bayang-bayang tembok raksasa berdiri dibalik kedirian kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun