Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Nature

Bahan Jadi yang Ternilai Sekaligus Tercela

1 Oktober 2022   15:05 Diperbarui: 26 Februari 2024   16:15 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia memang bukanlah negara-negara seperti digambarkan dalam teks Adam Smith, The Wealth of Nation. Kita juga tahu, ada negara yang sangat terbatas kekayaan alamnya (SDA), tetapi ia memiliki lompatan, transformasi, dan looking forward luar biasa.

Pemerintah Indonesia mewaspadai diri dan masyarakat luas terhadap gejala-gejala inferiority complex. Gejala seperti itu akan kehilangan wawasan masa depan.

Bangkit dari krisis menjadi salah satu jalan yang mesti kita tempuh, tanpa meratapi masa lalu dan berkeluh kesah atas keadaan yang menimpa anak zaman.

Mengenang booming minyak dan booming kayu di masa lalu akan membuat kita bergairah kembali.

Ia akan menjadi pelajaran penting untuk menghadapi dan mengelola komoditas minerba lain melalui pergerakan aliran produksi barang dan aliran produksi hasrat untuk ekspor yang menyejahterakan seluruh lapisan masyarakat.

Bukankah nikel dan komoditas minerba lain merupan kekayaan alam atau energi yang tidak terbarukan?

Pemikiran modern tentang hijau dan ekologis akan memengaruhi pemanfaatan kekayaan alam di balik akan booming minerba.

Ragam komoditas seiring aliran hasrat untuk membeli atau mengonsumsi barang-barang. 

Dari mentega, kosmetik hingga biodiesel dan turunannya diubah menjadi obyek selera, hasrat, status, dan kesenangan melalui hilirisasi industri. Berawal dari hilirisasi industri minerba menciptakan hasrat untuk ekspor.

Ketika suatu permasalahan dan tantangan muncul sebelumnya, yang tertuju pada ekspor biji nikel, maka yang ada hanyalah hasrat dan mimpi yang tertunda kemunculannya.

Data BPS tahun 2020 menunjukkan, bahwa ekspor biji nikel dan konsentratnya ke Cina ternyata tidak ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun