Mohon tunggu...
Erma AuliaIstiqomah
Erma AuliaIstiqomah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Erma aulia

✨

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Pengaruh Senyawa Kalsium Karbida pada Rekayasa Pematangan Buah

7 Mei 2022   20:44 Diperbarui: 12 Mei 2022   11:41 8512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Indonesia merupakan salah satu negara tropis terbesar di dunia, dimana suhunya sangat cocok untuk pertumbuhan berbagai tanaman. Banyak spesies-spesies tanaman yang dapat tumbuh subur di negara tropis seperti: Sayur-sayuran, buah-buahan, rempah-rempah, dan masih banyak lagi jenis tumbuhan di negara Indonesia. Ketika masa panen tiba dan permintaan akan buah buahan semakin meningkat, banyak dari petani dan penjual buah yang melakukan rekayasa pematangan buah supaya dapat matang sempurna dengan waktu yang lebih singkat.

Rekayasa pematangan atau yang biasa disebut dengan pemeraman buah merupakan proses untuk mempercepat pematangan buah dengan waktu tertentu yang diletakkan di tempat tertutup dan dengan menggunakan media khusus. Media pemeraman buah dibagi menjadi dua, media alami dan media buatan yang terbuat dari bahan kimia. 

Pemeraman buah menggunakan media alami sudah dilakukan oleh masyarakat Indonesia sejak dulu, media yang digunakan seperti daun lamtoro, beras, kertas koran dan jerami. 

Pemeraman alami ini membutuhkan waktu yang sedikit lama daripada menggunakan bahan kimia, akan tetapi pemeraman ini jauh lebih menyehatkan dibandingkan dengan pemeraman menggunakan bahan kimia karena media yang digunakan tidak mengandung bahan yang membahayakan dan tidak mengandung bahan sintetik. 

Ada pula pemeraman menggunakan bahan kimia yaitu dengan menggunakan senyawa Kalsium Karbida (CaC2), pemeraman ini sering dipraktekkan oleh pedagang buah karena waktu pemeraman yang lebih singkat dengan hasil yang matang sempurna.

Dikutip dari laman Wikipedia, senyawa

kalsium karbida atau yang bisa disebut dengan karbit merupakan senyawa dengan rumus CaC2 dengan tampilan berupa padatan berwarna abu abu, senyawa ini memiliki bau menyengat yang khas karena mengandung PH3, NH3, dan H2S. Karbit diproduksi dari batuan kapur yang dipanaskan pada temperatur yang sama tinggi bersama dengan kokas, kokas yaitu material dari pemanasan batubara atau minyak bumi. 

Reaksi pembuatan karbit yaitu: CaO + C -> CaC2 + CO. Selain berperan dalam proses pematangan buah, karbit juga dimanfaatkan untuk pembuatan senyawa Asetilena yang berfungsi untuk proses pengelasan besi, gas asetilena digunakan sebagai bahan bakar untuk menaikkan suhu panas dan membesarkan api las sehingga logam dapat mudah larut. 

Penggunaan karbit dalam proses pemeraman buah akan merangsang keluarnya zat asetilen. Gas asetilen inilah yang berperan penting dalam pemeraman buah, karena gas ini akan mempercepat pematangan buah dan dapat berdifusi melalui udara dan menyebabkan buah yang lain menjadi matang.

Pada proses pemeraman buah di tempat tertutup, karbid akan bereaksi dengan uap air dan membentuk senyawa asetilena yang bersuhu panas bereaksi dengan kulit buah sehingga buah dapat matang dengan cepat. Jenis buah yang sering diperam menggunakan karbit adalah pisang. Pisang merupakan buah tropis yang banyak tumbuh di Indonesia. 

Pengkarbitan pisang sering dilakukan karena permintaan akan buah pisang yang meningkat, sehingga untuk memenuhi permintaan tersebut para petani pisang melakukan proses pemeraman dengan karbit supaya pisang dapat matang dengan cepat dan seragam. 

Pemeraman dengan menggunakan karbit saat dilakukan dengan beberapa tahap. Tahap pertama menyisir buah pisang yang belum matang letakkan dalam karung. 

Tahap kedua membungkus karbit dengan pelepah pisang dan dimasukkan diantara pisang yang telah disisir. Tahap ketiga tutup karung dengan rapat dan simpan di tempat tertutup dan memiliki suhu yang hangat. 

Tahap keempat diamkan pisang hingga 2 sampai 3 hari. Apabila sudah terdapat bintik bintik hitam pada kulit pisang dan warna kulit pisang sudah menguning maka pisang sudah matang dan proses pengkarbitan telah selesai. 

Buah pisang yang diperam dengan karbit memiliki warna kulit yang berbeda dengan pisang yang matang di pohon, pisang yang dikarbit cenderung memiliki bintik hitam pada kulitnya dan warna yang kurang fresh. 

Pisang hasil pemeraman tidak memiliki bau yang harum seperti pisang yang matang di pohon dan memiliki rasa yang berbeda. Buah pisang hasil pemeraman juga lebih mudah busuk daripada buah yang matang alami dan juga dapat mengurangi nutrisi yang terkandung dalam buah pisang. 

Pisang yang matang secara alami mengandung vitamin B, vitamin C, protein, serta karbohidrat. Akan tetapi pisang yang dimatangkan dengan menggunakan dengan karbit memiliki nutrisi yang kurang sempurna dikarenakan pisang tersebut "dipaksa" untuk matang lebih cepat, sehingga saat mengkonsumsi buah pisang tidak akan mendapat manfaat bagi kesehatan. Bahkan terdapat beberapa kasus yang terjadi, setelah mengkonsumsi buah pisang karbitan menyebabkan pusing, diare, mual dan muntah. 

Melakukan dan mengkonsumsi buah yang diperam menggunakan karbit tidak dilarang, akan tetapi alangkah baiknya mengkonsumsi buah yang matang secara alami atau matang dari pohon guna mendapatkan manfaat yang lebih optimal dan terhindar dari gangguan kesehatan. 

Referensi

 https://web.archive.org/web/20131220024228/http://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/pemeraman-pisang

https://amp.kompas.com/lifestyle/read/2011/05/03/16074090/lifestylefood

https://doktersehat.com/informasi/kesehatan-umum/bahaya-pisang-karbitan/amp/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun