Namaku adalah Reina aku memiliki kembaran bernama Rania. Aku lahir hanya satu jam setelah kelahiran Rania, bisa dibilang aku lebih muda satu jam dibanding Rania, meskipun aku dan Rania kembar namun kepribadian kita sangat berbeda seratus delapan puluh derajat, hobi dan kebiasaan kita pun berbeda.
Dia termasuk orang yang tak bisa diam, cerewet suka heboh sendiri dan yang paling aku iri dia selalu saja bisa bergaul dengan banyak orang dibandingkan dengan aku yang sangat pendiam dan lebih suka mengasingkan diri ditempat sepi membaca buku. Kami dari SMP selalu berbeda sekolah karena aku dan Rania memliki pilihan yang berbeda.
Aku dan Rania sama-sama terkenal disekolah karena cantik, menurutku kecantikan aku dan Rania menurun dari ibu. Hampir setiap hari aku dan Rania saling bercerita mengenai kegiatan di sekolah masing-masing dia seringkali mendapat surat cinta, bunga, coklat dari para cowo disekolahnya, yaa aku pun sama halnya seperti Rania.Â
Namun bedanya aku lebih pintar dari Rania karena hobi dan kebiasaan ku adalah membaca buku. Kita memiliki kekurangan dan kelebihan yang berbeda, terkadang dengan candaannya dia selalu berkata ‘’kenapa kita berbeda padahal kita kembar’’.
‘’Re aku ingin sekali pintar sepertimu, kenapa ayah hanya menurukan kepintarannya kepadamu? Padahal ibu saja adil, kecantikannya menurun pada kedua anaknya ini’’ aku tertawa mendengar Rania mengatakan itu. ‘’tanyakan saja pada ayah, kenapa pintarnya tidak mengalir kepadamu. Aku juga ingin sekali bisa bergaul dengan banyak orang sepertimu Ran’’ jawabku kepada Rania dengan senyum.
Sekarang aku diluar negeri menempuh pendidikan S1 di Korea Selatan, dan Rania? Dia juga kuliah namun dia masih bisa bertemu ibu dan ayah setiap minggu karena dari tempat kuliahnya hanya membutuhkan waktu dua jam perjalanan kerumah menggunakan kereta. Aku yang jauh dari orang tua hanya bisa saling kirim chat, telepon dan video call.
Aku pikir Rania ikut senang ketika aku diterima kuliah di luar negeri tapi ternyata tidak, dia hanya berpura-pura bahagia melihatku, mungkin karena dia tidak bisa mendapat beasiswa luar negeri sepertiku.Â
Padahal meskipun dia tidak terlalu pintar sepertiku dia pandai dalam bergaul dan selalu mendapatkan banyak teman. Awalanya aku tidak menyadari hal itu karena aku dan Rania baik-baik saja pada saat itu, seiring berjalannya waktu Rania jarang sekali mengabari ku.
Dulu ketika aku akan berangkat ke Korea dia sangat perhatian kepadaku ‘’Rei hati-hati ya, kamu harus bisa jaga diri kuliah di sana, aku ikut seneng kamu bisa kuliah diluar negeri, sampaikan salamku kepada Lee Min Ho dan Ji Chang Wook yaa’’ aku tertawa ketika Rania mengatakan itu karena dia sangat suka dengan artis Korea. Namun sekarang? Chat pun jarang sekali dia balas, apalagi video call tak pernah dia angkat mungkin karena dia sudah tak ingin melihatku.
Kemudian aku mananyakan hal tersebut pada ibu karena ibu pasti tahu semua tentang Rania ‘’bu kenapa sekarang aku merasa Rania menjauhiku, chat, video call ku tak pernah dia jawab.Â
Apa Rania marah kepadaku? Aku salah apa pada Rania? Ibu tahu?’’ ibu pun bingung, sama sekali tidak mengethaui hal itu lalu aku meminta ibu untuk menanyakan pada Rania.