Dengan demikian, kita bisa menempatkan diri pada posisi mereka. Bila kita berada di suatu ruangan dengan riuhnya suara yang terdengar, maka kita masih bisa fokus mendengar kepada orang yang sedang kita tuju untuk didengarkan, karena kita bisa menangkap frekuensi suara dari orang tersebut dan otak kita bisa mengatur menangkap gelombang bunyi dari suaranya untuk terfokus ke suara lawan bicara tersebut.
Tapi..tidak demikian dengan penyandang ADHD, beberapa dari mereka terkadang mengalami bahwa suara yang mereka dengar itu masuk ke telinga dan sampai ke otak mereka  dalam frekuensi yang sama. Memahami kondisi inipun kita mungkin akan geleng-geleng kepala, betapa bising dan riuhnya dunia ini bagi mereka, sehingga dirinya banyak ter-distraksi. Itu sebabnya sulit untuk fokus ke satu hal. Betapa kasihan, bila disaat bingung seperti itu lalu kita menambah kebisingangnya dengan tensi suara kita yang meninggi akibat habis kesabaran dalam menghadapinya ??
Sekalipun mungkin kita bukan guru pendamping khusus yang sudah dibekali kemampuan terkait hal tersebut, namun hati yang mau menerima apa adanya, akan mendorong kita untuk menelusuri dan terus membekali diri dengan pembelajaran terkait hal tersebut. Baik dari buku-buku terkait hal tersebut, mengikuti seminar-seminar, pelatihan-pelatihan yang memperlengkapi diri kita bersama rekan pendidik yang ada.
Dapat dibayangkan bagaimana lelah dan sulitnya para orangtua yang harus setiap saat siap mendampingi penyandang ADHD ini. Bahkan para orang tua dari penyandang ADHD sendiri, belum tentu sudah sukses melewati proses menerima anak mereka apa adanya. Diperparah bila mereka juga terbatas dalam memiliki kemauan  belajar dan belatih untuk mendampingi anak mereka menemukan potensi serta berkembang sesuai kapasitasnya.
Bukankah menambah beban penderitaan di benak penyandang ADHD tersebut, bila kita sebagai pendidik juga tidak dapat menerima mereka apa adanya? Tidak mau membekali diri untuk belajar lebih jauh bagaimana memahami serta mendampingi mereka ?
Tidak bersedia menerima ?
"Ya...kalau begitu, lebih baik saya tidak menerima penyandang ADHD di satuan pendidikan saya, karena akan merepotkan."
" Kami belum siap untuk melakukannya."
"Mengurus peserta didik yang biasa tanpa menyandang ADHD saja sudah sulit, mengapa harus menambah sulit diri sendiri dengan mengurus mereka yang seperti itu ?"
Batu berlian, sebelum diasah dan dibentuk tak akan terlihat gemerlapnya dan mungkin kurang dihargai oleh orang-orang sekelilingnya, bahkan orang yang menemukannya.
Siapa di dunia ini yang tidak kenal dengan fisikawan tersohor dengan teori relativitasnya, yaitu  Albert Einstein? Tahukah kita semua bahwa Albert Einstein, itu adalah seorang penyandang ADHD.
Will I Am penyanyi kondang yang pertama kali membawa lagu dan musik ciptaannya diorbit di ruang angkasa lewat NASA. Dan beberapa nama tokoh terkenal lainnya bisa ditelusuri, John F Kennedy (presiden ke 35 USA), penyanyi Maron 5, dan lain-lain, mereka adalah para penyandang ADHD.