Mohon tunggu...
Erlang bagussubagia
Erlang bagussubagia Mohon Tunggu... mahasiswa universitas djuanda

mahasiswa universitas djuanda

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dari Birokrasi kaku Menjadi Pelayanan Publik Humanis

1 September 2025   16:52 Diperbarui: 1 September 2025   16:52 4
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa Melakukan Turun Lapangan Pada Ds. Malasari

Penulis : Erlang Bagus Subagia 

Dalam era globalisasi dan digitalisasi yang semakin pesat, pelayanan publik dihadapkan pada tantangan untuk beradaptasi dengan cepat. Namun, satu hal yang tetap tidak berubah adalah pentingnya interaksi antarpribadi dalam membangun pelayanan publik yang humanis. Pelayanan publik yang berkualitas bukan hanya sekadar memberikan layanan yang efisien, tetapi juga tentang bagaimana layanan tersebut dirasakan oleh masyarakat.

Interaksi antarpribadi dalam konteks pelayanan publik adalah jembatan yang menghubungkan kebutuhan dan harapan masyarakat dengan kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah. Ketika petugas pelayanan mampu berkomunikasi dengan baik, mereka tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga membangun kepercayaan dan empati. Masyarakat merasa dihargai dan didengarkan, yang pada gilirannya meningkatkan kepuasan mereka terhadap layanan yang diberikan.

Namun, kita tidak bisa menutup mata terhadap tantangan yang ada. Banyak petugas pelayanan yang terjebak dalam birokrasi yang kaku, di mana prosedur yang rumit sering kali menghalangi interaksi yang lebih personal dan manusiawi. Dalam banyak kasus, petugas pelayanan terpaksa menjalankan tugas mereka tanpa memahami konteks dan kebutuhan spesifik masyarakat. Hal ini dapat menciptakan kesan bahwa mereka hanya menjalankan rutinitas, tanpa benar-benar peduli pada individu yang mereka layani.

Selain itu, kurangnya pelatihan komunikasi yang efektif di kalangan petugas pelayanan juga menjadi salah satu hambatan. Banyak dari mereka mungkin memiliki pengetahuan yang baik tentang prosedur dan kebijakan, tetapi tidak tahu bagaimana cara berkomunikasi dengan baik kepada masyarakat. Ini bisa mengakibatkan miskomunikasi, yang pada akhirnya menurunkan tingkat kepuasan masyarakat.

Agar pelayanan publik dapat lebih humanis, kita perlu mencari solusi yang tepat. Pertama, pelatihan komunikasi harus menjadi prioritas utama. Petugas pelayanan harus dibekali dengan keterampilan untuk mendengarkan dengan baik, berbicara dengan empati, dan memahami kebutuhan masyarakat. Dalam hal ini, pendekatan pelatihan yang bersifat praktis dan berbasis pengalaman akan sangat membantu. Misalnya, simulasi situasi pelayanan dapat memberikan mereka kesempatan untuk berlatih dalam kondisi nyata.

Selanjutnya, lingkungan pelayanan juga harus dirancang agar lebih ramah dan nyaman. Ruang tunggu yang bersih dan nyaman, serta sikap ramah dari petugas, dapat menciptakan suasana yang mendukung interaksi yang lebih baik. Ketika masyarakat merasa nyaman, mereka akan lebih terbuka untuk berkomunikasi dan menyampaikan harapan serta keluhan mereka.

Penggunaan teknologi informasi juga dapat menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan interaksi. Dengan memanfaatkan aplikasi dan platform digital, masyarakat dapat lebih mudah mengakses layanan dan memberikan umpan balik. Misalnya, layanan pengaduan online dapat memungkinkan masyarakat untuk menyampaikan keluhan mereka dengan cepat dan efisien. Hal ini tidak hanya mempercepat proses, tetapi juga memberikan petugas pelayanan data yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas layanan.

Akhirnya, membangun pelayanan publik yang humanis bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab kita semua. Kita sebagai masyarakat harus berani memberikan masukan dan saran kepada petugas pelayanan. Sebaliknya, petugas pelayanan harus berusaha untuk mendengarkan dan merespons dengan baik. Hanya dengan kolaborasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat, kita dapat menciptakan pelayanan publik yang tidak hanya efisien, tetapi juga berorientasi pada manusia.

Dalam kesimpulan, interaksi antarpribadi yang efektif dapat menjadi kunci untuk membangun pelayanan publik yang lebih humanis. Ini bukan sekadar tentang menyelesaikan tugas, tetapi tentang menciptakan hubungan yang saling menghargai antara petugas dan masyarakat. Melalui komunikasi yang baik, kita dapat membangun kepercayaan, memahami kebutuhan satu sama lain, dan pada akhirnya, meningkatkan kualitas pelayanan publik di negara kita. Mari kita bersama-sama mewujudkan visi ini demi masa depan yang lebih baik.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun